
KARIMUNTODAY.COM, KUNDUR – Danau Bekas penambangan timah dan bekas penambangan pasir darat di pulau Kundur telah mengubah wajah daratan pulau Kundur menjadi danau dan kolong, sisa galian yang terbuka dan tidak terawat. Dengan krisis air bersih yang berkepanjangan di Kecamatan Kundur Pemerintah Kabupaten Karimun di minta untuk memanfaatkan bekas galian timah dan juga bekas galian pasir, sebagai waduk air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pasalnya Waduk milik PDAM Kundur saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Disisi lain, jenis tanah yang sudah kering telah mendominasi daerah pulau Kundur, menjadi pengaruh ketersediaan air tiap-tiap musim kemarau, sehingga PDAM kesulitan mensuplay air bersih kerumah-rumah, warga sebagai konsumen. Kendati demikian,keterbatasan akses air bersih di Kecamatan Kundur, akhirnya mendorong niat masyarakat untuk meminta pada pemerintah Kabupaten Karimun untuk menjadikan Danau bekas tambang di Pulau Kundur sebagai waduk air yang di kelola oleh PDAM Karimun unit Kundur.
Meskipun hasil kajian dari sisi,kimia, biologi, dan fisika air kolong tersebut jauh dari kata standar, untuk di konsumsi. Sebab bekas pembukaan lapisan tanah akibat dari proses bekas tambang, telah mengakibatkan terjadinya oksidasi mineral sulfida yang membawakan kandungan logam berat seperti timah.
Namun secara umum masyarakat Kundur, sesuai hasil yang dapat di himpun oleh karimuntody.com ditengah masyarakat Kecamatan Kundur, selama beberapa bulan belakangan ini. Masyarakat selaku konsumen air bersih, tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, sebab masyarakat selaku konsumen hanya menggunakan air tersebut, untuk kebutuhan mandi dan mencuci, sementara untuk kebutuhan air minum masih bisa mengunakan air kemasan/galon yang di beli.
Sehingga para pelanggan PDAM di Kundur tidak terlalu mempersoalkan jenis kereteria dari air tersebut yang terpenting adalah air tetap lancar dan bisa di manfaatkan oleh warga.
H.M.Asyura Anggota DPRD Kabupaten Karimun dari Fraksi Golkar,yang diminta tanggapan Via ponselnya oleh karimuntody.com Minggu (25/8/2019),mengatakan. Pemerintah daerah harus mengambil sikap, terkait kelangkaan air bersih yang melanda masyarakat kundur.Sebab kelangkaan air bersih kerap terjadi setiap tahun di Kecamatan Kundur.
Menurutnya (H.M.Asyura red) melihat kondisi kelangkaan air bersih di Kundur, kolam bekas galian timah dan bekas galian pasir di Desa Kundur, Kecamatan Kundur Barat, sangat tepat jika di manfaatkan untuk kolam perusahaan daerah air minum (PDAM). Berlatar belakang kondisi tersebut,pemerintah Kabupaten Karimun, seharusnya mulai melakukan rangkaian penelitian untuk mengelola air kolong bekas galian timah dan pasir yersebut menjadi air bersih maupun air minum untuk mencukupi kebutuhan air bersih tepat guna, buat masyarakat Kundur.
Selain dapat dimanfaatkan untuk masyarakat hal ini juga bisa dijadikan salah satu koneksi pendapatan asli daerah (PAD),” ungkap H.M.Asyura dengan karimuntody.com.
Tepisah, Atan Yahya, masyarakat Kecamatan Kundur, yang ditemui karimuntody.com di kediamannya Minggu (25/8/19) memiliki pandangan yang tak jauh beda, pemanfaatan kolong bekas galian timah dan pasir di Desa Kundur akan sangat membantu PDAM untuk mencukupi surplay air untuk mayarakat.
Di sampaikan Atan Yahya, melalui media ini, dirinya meminta Pemerintah Kabupaten Karimun untuk memperhatikan kondisi kelangkaan air bersih yang sangat menjadi kebutuhan masyarakat khusuanya masyarakat pesisir di Kundur.
Selain itu kondisi kolam atau waduk milik PDAM di tempan Desa Lubuk, sudah sangat tidak mengizinkan dengan jumlah pelanggan PDAM saat ini yang mencapai lebih kurang sekitar 800 pelanggan terang Atan Yahya.
Secara terpisah, Bupati Karimun, DR. H. Aunur Rafiq sampai berita ini diunggah belum dapat dimintai konfirmaisnya terkait masukan dari masyarakat maupun anggota DPRD Karimun, agar pihak pemkab karimun memanfaatkan kolong bekas tambang PT Timah TBK untuk menjadi waduk PDAM Cabang Kundur belum dapat dimintai tanggapanya. (*)
