KEPRITANJUNG PINANG
OPINI: Pentingnya Penguatan Aspek Dasar Mengajar bagi Daerah 3T
Pendidikan adalah suatu pondasi dalam hidup yang harus dibangun dengan sebaik mungkin. Secara umum pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari satu generasi ke generasi lainnya. Proses pembelajaran ini melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. Adanya pendidikan juga dapat meningkatkan kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian serta keterampilan yang bermanfaat baik itu untuk diri sendiri maupun masyarakat umum.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan wilayah yang luas dan heterogen secara geografis maupun sosiokultural memerlukan upaya yang tepat untuk mengatasi berbagai permasalahan, diantaranya permasalahan pendidikan pada daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Permasalahan pendidikan di daerah 3T antara lain yang terkait dengan tenaga pendidik seperti kekurangan jumlah guru (shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies) dan ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (mismatched).
Pembelajaran merupakan hasil dari memori, kognisi dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman (Muftahul Huda, 2013). Pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai proses transfer informasi dari pengajar kepada peserta didik. Pengajar harus dapat memodifikasi suatu informasi sehingga dapat diterima oleh siswa secara tepat dan meyeluruh. Kemampuan guru dalam menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran ini merupakan hal yang tidak mudah. Guru perlu memiliki keterampilan mengajar yang mempuni sehingga siswa dapat belajar dan terlibat (engage) dan tujuan pembelajaran tercapai.
Keterampilan dasar mengajara (teaching skills) merupakan keterampilan khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional (As. Gilcman, 1991). Menurut Turney (1973) ada 8 keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasi seorang guru.
Dalam Hal ini ada delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki seorang guru.
- Keterampilan Bertanya
Dengan bertanya, seorang guru minta penjelasan dan untuk mengetahui sesuatu. Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena pertanyaan guru dapat menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir. Pertanyaan yang diajukan guru juga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru wajib dan melatih keterampilan bertanya pada pembelajaran. Untuk meningkatkan HOTS (Higher Order Thinking Skills) Siswa pertanyaan yang diberikan harus mendalam, mendorong siswa menemukan alasan dan melahirkan gagasan-gagasan kreatif dan alternatif lewat imajinasi siswa.
2. Keterampilan Memberikan Penguatan
Pada jenjang pendidikan dasar, memberikan penguatan harus dilakukan sesering mungkin. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun nonverbal. Penguatan bertujuan untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa atas perbuatanya sebagai dorongan atau koreksi. Penguatan terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif siswa sedangkan penguatan negatif penguatan untuk menghentikan atau menurunkan perilaku siswa yang tidak menyenangkan.
3. Keterampilan Membuat Variasi Stimulus
Variasi dalam konteks belajar mengajar merujuk pada Tindakan guru yang disengaja atau secara spontan dengan tujuan untuk mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Variasi stimulus dapat mengurangi kebosanan siswa dan kembali menarik perhatiannya pada pembelajaran. Bentuk variasi stimulus dalam pembelajaran seperti: Variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak pandang dan gerak (eyes contact and movement), gusture/gerak tubuh, ekspresi wajah guru, perpindahan posisi guru dalam kelas dan juga variasi penggunaan media dan alat pengajaran
4. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan informasi yang terorganisir secara sistematis sebagai kesatuan yang berarti sehingga peserta didik dapat memahami dengan mudah. Aspek-aspek dalam menjelaskan materi pembelajaran seperti bahasa yang dipilih haru sederhana, terang dan jelas, bahan yang disajikan harus dipahami dan dikuasai dengan baik dan pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan diakhir pembelajaran.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Ada banyak Ahli Public Speking berpendapat bahwa membuka dan menutup kelas merupakan hal yang penting untuk audience karena ini menentukan keberhasilan seorang pembicara/guru/pemakalah. Membuka kelas ibarat pesawat yang akan lepas landas sedangkan menutup kelas ibarat pesawat yang akan mendarat. Oleh karena itu guru perlu mempersiapkan bagian membukan dan menutup kelas dengan sangat baik. Peranan guru dalam pembukaan kelas dan penutupan berpengaruh pada ingatan materi siswa.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses KBM. Diskusi yang berjalan baik dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan berpikir HOTS. Diskusi merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan masalah melalui proses yang memberi kesempatan berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif pada perbedaan pendapat dan membangun kerja sama kelompok.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu hal yang komplek. Dikatakan kompleks karena jika ada 25 siswa dalam suatu kelas, maka guru memiliki 25 keunikan dan karakter yang berbeda. Terlebih lagi pembelajaran di sekolah dasar, Guru harus dapat memperhatikan siswa, menyampaikan materi dan mengatasi kegaduhan yang mungkin terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.
8. Keterampulan Mengajar Kelompok Kecil dan Peroseorangan
Keterampilan mengajar dalam kelompok kecil di sekolah dasar sering kali dilakukan karena kebutuhan scaffolding dan pendampingan belajar. Hal ini biasanya dialami siswa dengan kebutuhan khusus atau karena kesulitan dalam pelajaran.
Dalam hal keterampilan dasar mengajar sehingga dipandang perlu dilakukan penguatan pada tenaga pendidik yang berada didaerah 3T agar para peserta didik mendapatkan kelayakan pengajaran meski dalalm keterbatasan dari segi teknologi. (*)
Penulis : Rahma Dini (Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang)