KARIMUNTODAY.COM, DURAI – Ditopang oleh Empat Desa meliputi Telaga Tujuh, Tanjung Kilang, Semembang dan Desa Sanglar, kemajuan pembangunan di Kec.Durai berjalan seperti “Tertateh-Tateh” minimnya sarana dan prasarana sosial, penopang tumbuh, maju dan berkembangnya Kecamatan macam tidak terlihat jelas.
Mayoritas warga empat Desa yang dimaksud, menggantungkan mata pencarian keseharian sebagai Nelayan, Pekebun, TKI di Negeri Jiran Malaisia, dan hanya sebahagian kecil beraktifitas sebagai perangkat Desa Serta Perangkat Kecamatan.
Dimasa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kebebasan Masyarakat), Prokes Tiem Satgas Covid.19 Kecamatan, dan Penerapan 5M, dimana semua aktifitas warga dibatasi, warga pulang kampung karena tertutupnya akses ke Negeri Jiran Tetangga Malaisia, perekonomian warga secara keseluruhan lumpuh total.
Alokasi Dana Desa beserta Dana Desa dengan nilai hampir mendekati satu miliar lebih, keseluruhannya tersedot untuk mendanai pengantisipasian Virus Corona Covid.19, sehingga untuk Pos pembangunan Fisik Di Desa menjadi Nol Persen,
Sungguhpun ada satu dua pembangunan di setiap pelosok Desa, kesemuanya merupakan bantuan pembangunan dari DAK pengguna APBN.
Lesu dan lemahnya perekonomian di Desa, berimbas kepada Kecamatan penopang empat Desa, Demikian dikatakan banyak warga kepada Karimun Today.Com yang tidak mau disebutkan namanya secara acak Jum’at ( 02/09) menurut Sumber, jika kita berjalan mengelilingi Pusat Ibukota Kecamatan Durai, yang dikelilingi oleh dua Desa yaitu Desa Telaga Tujuh dan Tanjung Kilang serta dua Desa lainnya berada di pulau tersendiri meliputi Desa Semembang dan Sanglar, tidak banyak yang dapat dilihat dan dipandang kata Sumber.
Akses jalan menuju Pelosok Kecamatan saja, hampir keseluruhannya didalam keadaan rusak, berlubang dan jika dimasa penghujan, banyak ruas jalan yang tertutup air serta berlendir, makanya sudah menjadi kebiasaan warga setempat, jika memang tidak merasa penting untuk beraktifitas, lebih baik duduk manis dirumah saja jelas Sumber.
Belum lagi disepanjang jalan yang dilalui, selain pemukiman warga, Kita hanya dipertontonkan dengan pemandangan lahan kosong serta beberapa Danau bekas galian pasir warga Desa setempat ujar Sumber.
Lebih jauh menurut Sumber, begitu juga masaalah transportasi laut, Speed Boad yang rutin melalui akses Kec.Durai dan sebatas Transit saja, untuk jam-jam tertentu setiap harinya hanya menuju Guntung, Moro, Karimun dan Batam saja, untuk akses Transportasi Laut Khusus Dari Durai menuju Tanjung Batu PP, warga menggunakan jasa kapal Kayu, karena ketiadaan Speed Boad, sedangkan khusus Trayek Durai menuju Karimun PP, warga menggunakan jasa Boad Pancung Kayu yang berukuran besar, sehingga di Kec. Durai untuk ragam aktifitas, masyarakat dibatasi dengan jadwal khusus untuk bepergian, tidak seperti di Kecamatan lain, yang bisa berangkat kesana-sini untuk setiap jamnya jelas Sumber.
Sangat dihimbau kepada para Wakil Rakyat Khusus Dapil Durai, agar rutin turun kelapangan, lihat dan dengar keluhan warga, jadilah corong perpanjangan tangan masyarakat, untuk menumbuh-kembangkan kemajuan di Kecamatan dan Desa, contoh kecil saja diluar pungsi Legislatif dan Eksekutif, Kecamatan Durai yang telah berdiri cukup lama, didalam hal Kamtibmas saja, hanya ditopang oleh seukuran Kantor Pospol, yang sewajarnya sudah lama berdiri Kantor Polsek kata Sumber.
Ditempat terpisah Camat Durai Saono, saat dijumpai dan diminta komentarnya menjelaskan, beginilah keadaan Durai, aktifitas sesuai tupoksi, dilaksanakan sebatas sekemampuan yang ada saja, setiap tahun masa musrembang tiba, Perangkat Desa dan Uspika tidak bosan-bosan mengajukan berbagai usulan pembangunan, baik di setiap pelosok Desa hingga sampai ke Kecamatan, tetapi entah bagaimana dari sekian banyak usulan, hanya sebahagian kecil saja usulan terealisasi Kata Camat.
Jadi Kita dijajaran Uspika, penerima aspirasi para Perangkat Desa, bekerja ibarat “Air Mengalir” saja. ungkap Camat. (iwan)
Loading...