KEPRITANJUNG PINANG

Opini: Pembelajaran Daring di Masa Pandemi

Virus Corona pertama kali muncul di kota Wuhan, Cina. Setelah itu, covid-19 pun menular antar manusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk juga Indonesia, hal tersebut dapat terjadi hanya dalam beberapa bulan saja. Penyebarannya yang sangat cepat membuat beberapa negara perlu menerapkan kebijakan dengan memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona di negaranya. Di Indonesia sediri, pemerintah juga menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Tepat pada 1 Juni 2020 Pemerintah memberlakukan New Normal dengan peraturan tetap mematuhi protokol kesehatan ketika berpergian ke luar rumah.

Pada semua kegiatan di Era New Normal harus mengikuti protokol kesehatan dan membatasi adanya pertemuan yang dapat mengakibatkan perkumpulan massa, tidak terkecuali pada sektor pendidikan. Sehingga semua aktivitas pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi melakukan kegiatan pembelajaran hanya secara daring, tanpa tatap muka antara pengajar dan peserta didik. Namun, Pemerintah pun sudah melakukan berbagai cara agar Pendidikan bisa terus berjalan di era Pandemi ini, karena pendidikan merupakan aset yang sangat berharga bagi sebuah bangsa demi kemajuan suatu negara.

Salah satunya adalah dengan mengeluarkan peraturan pemerintah tentang mewajibkan setiap orang dimanapun berada untuk melakukan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak) serta dilakukan pula proses vaksinisasi yang masih berlangsung sampai sekarang sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus covid-19 ini agar tidak meluas. Tak bisa dipungkiri saya sebagai seorang mahasiswa, dengan ditutupnya kegiatan belajar mengajar di Kampus merasa sedih yang amat mendalam, miris, bahkan sangat sakit saya rasakan.

Karena pembelajaran melalui daring (dalam jaringan) sudah kami laksanakan tiga semester lamanya, dan melalui kegiatan tersebut ada pula sisi positif yang dapat kita terima contohnya saja, Dosen dan Mahasiswa dapat lebih maju serta modern dalam menggunakan teknologi sebagai penunjang bahan pembelajaran sehingga, dapat tercapainya tujuan Pendidikan di Indonesia dan dapat menjadikan internet sebagai sumber informasi yang positif, dan berguna pada bidang pendidikan. Tak hanya itu saja, waktu belajar yang digunakan lebih singkat sehingga, mahasiswa memiliki waktu yang lebih bersama dengan keluarganya, daripada harus pergi ke Kampus yang juga dapat merogoh dompet para mahasiswa yang mungkin seorang anak rantau demi keperluan seperti, bayar kos, bayar transportasi, uang makan sehari-hari dan belum lagi jika ada tugas yang harus print.

Namun, disisi lain Adapun dampak negatif yang dapat ditimbulkan apabila pembelajaran daring (dalam jaringan) ini berlangsung dalam jangka panjang, contohnya saja membuat pengajar kesulitan untuk memastikan apakah mahasiswanya mengikuti pembelajaran dengan serius atau tidak. Karena sering kali terjadi, dalam pembelajaran daring, ada sebagian mahasiswa yang dengan sengaja mematikan kameranya, dan tetap hadir agar seolah-olah mengikuti proses pembelajaran, namun ternyata mereka melakukan hal lain di luar dari kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat terjadi karena sebelumnya, ketika kegiatan pendidikan yang dilakukan di Kampus mendapat pengawasan langsung dari dosen.

Lalu, adapula dari mahasiswa yang sering mengeluhkan sulit untuk melakukan kegiatan pembelajaran daring, dikarenakan sinyal yang kurang mendukung yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Hal ini, salah satu penyebab utama yang sering terjadi pada mahasiswa yang tinggal di desa-desa terpencil. Mungkin pemerintah telah berupaya untuk menanggulangi kegagalan

pada pembelajaran daring (dalam jaringan) dengan memberikan bantuan kuota di setiap bulannya namun, terkadang ada pula dari mahasiswa yang sama sekali tidak menerimanya. Hal tersebut pun, kurang diketahui penyebabnya mungkin saja dari no hp mahasiswa yang tidak aktif atau no yang tidak terdaftar. Hal yang dapat disebabkan, dengan dilakukannya kegiatan pembelajaran daring (dalam jaringan) yang berkepanjangan yaitu dapat menjadikan generasi muda bangsa ini akan terbiasa dengan berbagai kemudahan-kemudahan yang kurang mendidik dan mendewasakan. Mereka bisa jadi akan kehilangan dengan pendidikan karakter yang nilainya sangat berharga sebagai bekal menjalani kehidupan.(*)

Penulis : Sonya Julianti Siahaan Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang, Kepri

Loading...
 

Tags
Close
Close