JAWA TENGAH

Seorang Janda Miskin Lumpuh dan Buta, Tinggal Di Gubuk Kecil Diatas Selokan Butuh Uluran Tangan

KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN – Seorang janda miskin di Grobogan,Jawa Tengah, tinggal di sebuah gubuk reyot diatas selokan. Kondisinya yang lumpuh dan buta untuk kehidupan sehari hari hanya mengandalkan bantuan dari belas kasihan warga sekitar dan para dermawan yang datang ke gubuknya.
 
Di sebuah gubuk kecil terbuat dari kayu bekas ukuran 3 meter kali 3 meter inilah Surati (80 tahun), janda miskin di Desa Gubug, Grobogan,Jawa Tengah ini tinggal. Warga asli kelahiran Desa Gubug ini sudah tiga tahun ini tinggal di gubuk reyot diatas selokan desa setempat. Suaminya sudah lama meninggal,sementara anak-anaknya pergi merantau di luar kota. Kehidupan anak-anaknya pun dibawah garis kemiskinan. Tak mau merepoti anak anaknya, itulah yang menjadi alasan Surati memilih tinggal di gubuk reyot ini.
 
“Sudah tiga tahun tinggal dan memilih tinggal disini karena gak mau merepoti anak-anak, apalagi anak-anak juga masih ngontrak dan belum mapan,”Ujar Surati saat dikonfirmasi di lokasi.
 
Untuk kebutuhan hidup sehari hari,Surati hanya mengandalkan bantuan dari warga sekitar dan para dermawan yang peduli dengan kehidupannya. Karena kondisinya tak bisa berjalan dan dalam kondisi tak bisa melihat, setiap hari Surati hanya menanti belas kasihan para tetangga dan dermawan di gubuk reot miliknya.
Surati (80 tahun), janda miskin di Desa Gubug, Grobogan,Jawa Tengah ini tinggal. Warga asli kelahiran Desa Gubug ini sudah tiga tahun ini tinggal di gubuk reyot diatas selokan desa setempat.
 “Untuk makan dikasih tetangga, kadang pak polisi yang datang karena tidak bisa masak sendiri, “ ungkap Surati
 
Sementara itu, Kepala Desa Gubug Hadi Santoso saat dikonfirmasi terkait kehidupan Surati mengatakan, sebagai wujud perhatian pemerintah desa bahwa yang bersangkutan sudah pernah mendapatkan rehab rumah pada tahun 2016 lalu yang didirikan diatas tanah milik tetangga yang tak jauh dari lokasi gubuk yang ditempatinya. namun karena kebutuhan, rumah tersebut dijual yang bersangkutan.
 
“Mbah Surati pernah dibuatkan rumah layak huni melalui program RTLH pada tahun 2016.Namun karena kebutuhan rumah tersebut dijualnya, kemudian tinggal bersama anaknya di Magelang. Tinggal disana sekitar 1 tahun terus pulang dan membuat gubuk kecil disini sambil jahit sepatu,” ucap Hadi Kades Gubug saat menengok Surati di gubuknya.
 
Ia menambahkan, Surati juga terdaftar sebagai warga penerima BLT desa dan bantuan pangan non tunai (BPNT) dari kementrian sosial. namun karena yang bersangkutan ikut anaknya di Magelang bantuan tidak diambil sehingga datanya tidak terupdate lagi.
 
“Ibu Surati rutin dapat BLT Desa, kemudian pernah juga dapat BPNT dari kementerian sosial. tapi karena yang bersangkutan waktu itu di Magelang, BPNT nya tidak diambil dan datanya tidak ter update. Dari desa sudah berupaya membantu yang terbaik untuk Mbah Surati,namun karena yang bersangkutan susah dan ngeyel jika dikasih masukan memilih tinggal disini,”ungkap Hadi
 
Semetara itu, Camat Gubug Bambang Supriyadi mengaku prihatin dengan keadaan yang dialami Surati. Bersama Dinas Sosial Kabupaten Grobogan, Kementrian Sosial, Polsek dan Koramil Gubug(26/2) datang ke gubuknya untuk memberikan bantuan sekaligus melakukan assesmen dan berencana untuk membawa Surati ke panti jompo.Namun yang bersangkutan tidak mau dengan alasan takut tidak ada yang menjenguknya.
 
“Sebagai bentuk kepedulian saya yang belum ada satu tahun ini menjabat bersama Dinas Sosial,Kementerian Sosial,Polsek dan Koramil Gubug datang ke gubuk Mbah Surati. kita lakukan asesmen dan memberikan bantuan. Mbah Surati rencana kita bawa ke panti jompo,namun beliaunya tidak mau karena takut tidak ada yang jenguk,gak ada tetangga,tapi kalau dibikinkan rumah dia mau dan akan ditempati dengan anaknya biar merawatnya,” ucap Bambang Supriyadi,saat bertandang ke gubuk Surati.
 
Lebih lanjut Bambang mengatakan, pihak Disperakim Jateng dan Balai Bantuan perumahan Yogyakarta juga sudah datang ke lokasi pada tanggal 27 Februari lalu dan berencana membuatkan rumah untuk Surati. Sementara untuk lahan akan ditempatkan di tanah desa.
 
“Pada hari minggu tanggal 27 Februari kemarin, Muspika bersama Disperakim Jateng dan Balai Bantuan Perumahan Yogyakarta datang ke gubuk mbah Surati. Dari pihak Disperakim dan Balai Bantuan Perumahan berencana akan membuatkan rumah Mbah Surati. Karena yang bersangkutan tidak punya lokasi tanah,rencananya akan ditempatkan di tanah milik desa,”Jelas Bambang Supriyadi.
 
“Jadi bukanya kita tidak tahu atau tidak peduli. hanya saja Mbah Surati ini agak bandel. Semoga saja rumah untuk Mbah Surati segera terealisasi sehingga tidak tinggal di gubuk diatas selokan lagi,” pinta Bambang.(nur)
 
Loading...
 

Tags
Close
Close