KARIMUNTODAY.COM, KAMPAR– Pejabat (Pj) Bupati Kampar Dr. H. Kamsol, MM menghadiri Rapat Analisa dan Evaluasi (Anev) Kebakaran Hutan dan Lagan (Karhutla) Minggu ke IV diwilayah Kabupaten Kampar, Kegiatan tersebut digelar di Aula Markas Kodim (Makodim) 0313/KPR di Bangkinang.
Hadir dalam kesempatan itu diantaranya Dandim 0323/KPR Letkol. ARH. Mulyadi, Kapolres Kampar AKBP Didik Priosembodo, Kepala Kalaksa BPBD Kampar Drs. Agustar, M,Si, Kepala Satuan Polisi Pamong praja (Satpol PP) Kampar Arizon, SE, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dan Kepala Stasiun Klimatologi Kelas IV Riau Ayi Sudrajat, SP, M,Si (28/4)
Dalam sambutannya Pj. Bupati Kampar menyampaikan Rapat ini merupakan salah satu upaya kita Pemerintah Daerah dan Forkopimda Kabupaten Kampar untuk mengantisipasi bahaya kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Kampar.
Kamsol juga mengatakan bahwa untuk mengantisipasi bahaya Karlahut, diperlukan kesiagaan kita sebagai pemangku kepentingan untuk menghindari terjadinya bahaya kebakaran lahan dan hutan di wilayah Kabupaten Kampar dengan cara mendirikan posko-posko darurat diwilayah rawan bencana Karhutla.
“untuk mengantisipasi bahaya Karhutla diperlukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak BMKG Provinsi Riau, dengan berkoordinasi dengan pihak BMKG kita dapat mengetahui sedini mungkin Cuaca yang akan dihadapi untuk segera diambil tindakan antisipasi bahaya Kebakaran tersebut” ucapnya.
Dalam kesempatan itu juga Pj. Bupati Kampar juga meminta kepada seluruh kecamatan untuk membuat edaran-edaran dan himbauan kepada masyarakat kecamatan untuk menginformasikan bahaya kebakaran lahan dan hutan agar masyarakat peduli dan ikut menjaga terjadinya bahaya Karhutla.
Kamsol juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga lahan dan hutan dari pembakaran lahan dan peran Aparatur kecamatan untuk selalu memberikan edukasi dan pemahaman bahaya kebakaran Karhutla.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas IV Riau Ayi Sudrajat, SP, M,Si menyampaikan Kewaspadaan harus ditingkatkan, terutama daerah-daerah yang selama ini masuk dalam kategori rawan Karhutla seperti di Sumatra dan Kalimantan.
Ia menyampaikan Kondisi La Nina yang melemah diprediksi beralih menuju kondisi ENSO (El Nino – Southern Oscillation) Netral pada Februari hingga Maret 2023. Kondisi ENSO Netral diprediksi akan terus bertahan sampai pertengahan tahun 2023. Kondisi ini, dapat berpengaruh pada berkurangnya curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia.
Ayi Sudrajat menyebutkan dalam tiga tahun terakhir, dunia sedang mengalami fenomena Triple-Dip La Nina, yaitu kejadian La Nina yang berlangsung secara berurutan selama tiga tahun. Kondisi tersebut memberikan dampak terhadap relatif tingginya curah hujan selama tiga tahun terakhir.(rudi)