JAWA TENGAH
Jenazah PMI Asal Karanggeneng Tiba Di Rumah Duka
KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN – Jenazah Muhamad Partono (54) seorang Pekerja Migran Indonesia yang bekerja di Jeddah, Arab Saudi akhirnya tiba di Karanggeneng, Godong, Grobogan,Minggu dini hari (23/7/2023).
Jenazah tiba di rumah duka diantar petugas P3MI dengan menggunakan mobil ambulan milik yayasan Wardhana. Setibanya di rumah duka,jenasah diserahterimakan dari pihak perwakilan Disnakertrans Grobogan kepada pihak keluarga almarhum Muhammad Partono di Dusun Pulo, Desa Karanggeneng, Kecamatan Godong.
Mat Riyadi,anak sulung almarhum Muhammad Partono tak kuasa menahan air mata melihat kedatangan ayah tiba di rumah duka.
Menurut penuturan Mat Riyadi,anak almarhum Muhammad Partono,sebelum meninggal ayahnya sempat memberi kabar akan pulang ke kampung halaman pada lebaran haji tahun ini,setelah dua tahun masa pandemi tidak bisa pulang ke kampung halaman.
” Sebelum meninggal bapak masih sering berkomunikasi,bahkan ada rencana akan pulang pada lebaran haji tahun ini. Tapi info terakhir dapat kabar dari majikan bapak meninggal dunia,” ucap Mat Riyadi,anak sulung almarhum. Minggu (23/7/2023).
Dari informasi majikan tempat ayahnya bekerja,almarhum saat itu habis olah raga dengan majikan. Selesai olah raga,almarhum istirahat. Namun saat dipanggil majikannya tidak ada jawaban.
” Kemudian majikannya masuk ke kamar,karena terkunci kemudian mendobrak pintu kamarnya dan melihat almarhum sudah tergeletak,kemudian dibawa ke rumah sakit oleh majikannya. Ternyata bapak sudah meninggal. Dari pemeriksaan dokter kena serangan jantung,” ucap Mat Riyadi.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja Grobogan, Teguh Harjokusumo mengatakan, almarhum bekerja sebagai sopir pribadi sebuah keluarga di Jeddah, Arab Saudi. Selama tinggal di sana, almarhum masuk pada Pekerja Migran Indonesia yang bersifat mandiri.
Kedatangannya ke Jeddah, Arab Saudi yakni 13 tahun lalu itu belum ada program SISKO penempatan integrasi.
“Almarhum merupakan PMI mandiri, sudah 13 tahun sebagai driver di Arab Saudi, ketika berangkat dulu belum ada sisko penempatan terintegrasi,” jelas Teguh Harjokusumo.
Selama di Jeddah, Arab Saudi, Muhamad Partono memiliki izin mukim dan tinggal di rumah majikannya. Keluarga majikan sempat kesulitan mencari informasi keluarga almarhum lantaran yang bersangkutan berstatus duda anak dua.
“Hingga akhirnya anak almarhum mengenali setelah adanya informasi dari media sosial. Selama di Arab Saudi, yang bersangkutan diurus penuh oleh majikannya seperti keluarga sendiri,” ungkap Teguh.
Setelah mengetahui identitas keluarga almarhum, pihak keluarga memohon untuk jenazah ayahnya dibawa pulang ke Grobogan.
“Biaya pemulasaraan dan pengiriman dari Jeddah ke Jakarta ditanggung keluarga majikan. Untuk selanjutnya dari Soekarno Hatta ke Grobogan, Pemkab melalui Disnakertrans yang membiayai,” ujar Teguh.
Almarhum sempat dibawa ke rumah sakit setempat oleh majikannya. Dari hasil pemeriksaan Tim dokter menyatakan, almarhum meninggal dunia karena serangan jantung.
“Proses visum dari RS untuk kepentingan pihak kepolisian setempat, ijin mukim adalah kebijakan pemerintah setempat sehingga butuh cukup waktu untuk koordinasi dengan KJRI,” ujar Teguh.
Selain itu, lanjut Teguh, tidak ada P3MI yang mem-back up kejadian tersebut, karena bermula dari PMI mandiri perseorangan dan sulitnya koordinasi dengan pihak keluarga di Indonesia.
” Karena yang bersangkutan statusnya duda tidak beristri, sedang anak anaknya sudah berkeluarga sendiri,” jelas Teguh.
Dalam proses penerimaan jenazah almarhun Muhamad Partono tersebut dihadiri Kepala Desa Karanggeneng, Mulyadi, perwakilan Disnakertrans Amin Susanto, pewakilan Kecamatan Godong dan personil dari Polsek Godong.(nur)