PAYAKUMBUHSUMBAR
Walikota Payakumbuh Riza Falepi : Tiada Bosan Kami Imbau Warga Soal Disiplin
KARIMUNTODAY.COM, PAYAKUMBUH — Untuk menjadi daerah maju, kedisiplinan merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh suatu daerah. Disiplin dalam artian taat akan aturan dan peraturan yang berlaku. Apapun, siapapun, kapanpun dan dimanapun, semua musti menjalankan kedisplinan.
Sebagai pimpinan di sebuah kota yang terus bergerak untuk maju dan sejajar dengan kota-kota maju lainnya di Indonesia, faktor kedisiplinan ini amat kami perhatikan. Kita ingin menata Kota Payakumbuh ini menjadi kota yang rapi, indah, aman dan nyaman. Orang banyak menyebut, Singapura sebagai prototype sebuah negara-kota dengan karakter demikian. Kita akui dan kita ingin kearah sana.
Hal itu tentu perlu dukungan dan partisipasi aktif kita semua untuk menciptakan dan menjaga keamanan, kebersihan dan keindahan kota. Ungkapan itu disampaikan Walikota Payakumbuh Riza Falepi, Senin (21/01/2019) saat meninjau dan menyusuri jalanan di Kota Payakumbuh.
Dari peninjauannya, Walikota Payakumbuh masih menemui adanya pedagang yang menggunakan trotoar sebagai tempat jualan. “Ini tentu tidak disiplin. Trotoar itu untuk pejalan kaki. Jika berjualan disana, disamping merusak pemandangan kota, anda juga telah merampas hak para pejalan kaki. Maka ini kami akan terus tertibkan,”sebut Riza Falepi.
Kami juga masih menemukan adanya oknum masyarakat bahkan juga pejabat daerah dan ASN yang seenaknya membuang sampah. Tidak hanya masyarakat Payakumbuh, tetapi juga masyarakat dan ASN asal daerah tetangga yang melintasi ataupun berdinas di Kota Payakumbuh. Mereka dengan seenaknya melempar sampah yang mereka bawa dari rumah, dari atas kendaraan mereka ke arah bak sampah pinggir jalan ketika berangkat kerja.Ada yang masuk, tapi lebih banyak lagi yang tidak masuk.
Akibatnya sampah berserakan di sekitar bak sampah tersebut. Menjadi lebih berantakan ketika binatang seperti anjing mengoyak sampah sampah tadi. Bisa dibayangkan kotornya lokasi tersebut. Ada juga perilaku balap liar yang sering dikeluhkan warga kepada kami. Utamanya malam minggu, banyak aktivitas itu berlangsung di jalanan Kota Payakumbuh, seperti ruas jalan Soekarno-Hatta. Hampir tiap malam minggu petugas kita melakukan razia. Termasuk minggu kemarin, lebih 50 an pemuda tanggung dan motor mereka diamankan.
“Ketika didata domisilinya, mayoritas mereka bukan warga Payakumbuh, atau tinggal di daerah tetangga. Dalam hati saya berkata, apakah tidak ada jalanan didaerah mereka yang bagus untuk dijadikan arena balap liar. Kenapa harus di Payakumbuh dan mencoreng kenyamanan serta nama baik Payakumbuh,”jelas Riza Falepi.
“Pernah, orang rantau protes dan mengeluh kepada saya terkait aktivitas balap liar ini. Dia bilang, saya Pulkam untuk mencari ketenangan dan kenyamanan pak Wali, tapi justru dikampung sama bisingnya dengan diperantauan (pulau jawa). Maka, dia meminta saya menertibkan itu,”imbuhnya.
Maka, saya minta baik kepada warga payakumbuh maupun warga daerah tetangga yang beraktivitas di Payakumbuh, tolong hormatilah hak-hak warga Payakumbuh yang ingin tenang dan nyaman. Jika anda pengen berbuat keonaran juga, jangan di Payakumbuh, sebab bagi pelaku yang sudah kedapatan melanggar lebih dari satu kali, maka akan kami tindak tegas. Kami akan ke aparat kepolisian. Ketidakdisiplinan ini tidak hanya dikalangan masyarakat grassroot. Tapi juga dikalangan pejabat tinggi, tidak hanya di Payakumbuh, atau Sumbar, bahkan di Indonesia.
Ada anggota DPR dan hendak mencalonkan diri lagi menjadi anggota DPR protes ke kami, bahkan mencak-mencak ke anggota kami dilapangan terkait penertiban baliho atau spanduk kampanyenya yang terpasang di Kota Payakumbuh, tetapi tidak disiplin atau melanggar aturan. Spanduk-spanduk tersebut bertebaran di pohon pohon. Dipasang di batang@batang pohon. Ini jelas dilarang, tidak hanya oleh aturan Pemilu, tetapi juga oleh Perda Kota Payakumbuh.
Keberadaan spanduk/baliho yang serampangan itu jelas merusak pemandangan, bahkan merusak lingkungan (pohon). Disatu sisi, mereka ingin kita maju, ingin payakumbuh Indah layaknya Singapura, tapi disisi lain, mereka justru berbuat tidak disiplin seperti itu. Maka ketika kami tertibkan bersama Bawaslu dan perangkat berwenang lainnya, dia justru mencak – mencak dan marah-marah kepada aparat kami dilapangan. Bahkan menggunakan instrumen kekuasaan yang dimilikinya untuk menekan anggota kami. Ini kan tidak benar.
Bagaimana kota atau negara ini akan maju, jika cara cara seperti ini terus berlangsung bahkan dilakukan oleh mereka yang seharusnya turut menegakkan aturan atau kedisiplinan. Bagaimana kita mau maju??? Saya pikir, mari kita waras dalam menyikapi ini, para orangtua, berperanlah menasehati anak anak agar tidak beraktivitas negatif.
Awasi anak anda, jangan sampai malam minggu keluyuran, ikut balap liar, dan ujung-ujungnya ditangkap dan mencoreng nama baik anda.
Bagi anda yang tidak disiplin membuang sampah, meski anda bukan warga Payakumbuh, saya himbau taati aturan yang ada. Silahkan saja manfaatkan sarana persampahan yang kami sediakan, cuma tolong taati aturan. Jangan kotori kota ini.
Bagi anda yang baliho/spanduknya tidak mau ditertibkan, tolong ajari kami bagaimana menegakkan aturan yang benar. Aturan yang juga anda buat dengan sadar untuk memajukan negara ini. Jangan seperti pepatah minang, “tungkek mambaok rabah”. Anda yang bikin aturan, anda pula yang melanggarnya.
Saya mohon maaf jika ada yang kurang nyaman, namun semua itu untuk kebaikan kota, bangsa dan negara kita tercita,” Tukasnya (rf)
Laporan : Wahyu Uliadi
Editor : Indra H Piliang