JAWA TENGAH
Sungai Tuntang Mengering, Warga Desa Glapan Menambang Pasir Untuk Dijual
KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN – Kemarau panjang yang terjadi di Grobogan,Jawa Tengah,sejak 6 bulan lalu,membawa berkah bagi sebagian warga di sekitar sungai tuntang. Warga memanfaatkan pasir sungai tuntang yang kondisi airnya surut untuk dikumpulkan dan dijual. Hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup disaat tidak ada panen karena musim kemarau.
Beginilah aktivitas sebagian warga Desa Glapan,Kecamatan Gubug,Kabupaten Grobogan,Jawa Tengah,yang tinggal di tepi sungai tuntang. Ditengah musim kemarau dimana tanah sawah mereka tidak bisa ditanami, untuk menyambung hidup mereka terpaksa memanfaatkan kondisi air sungai tuntang yang airnya surut untuk diambil pasirnya.
Dengan menggunakan dua perahu yang terbuat dari lembaran besi itu, mereka berlima menyusuri sungai tuntang sejauh satu kilometer menuju lokasi sungai yang banyak pasirnya untuk diambil. Setelah sampai di lokasi,mereka kemudian menghentikan perahunya dan mulai mengambil pasir dari dasar sungai tuntang.
Dengan menggunakan alat sekop dari plat besi,satu persatu pasir dikumpulkan dari dasar sungai sambil menyelam. Mereka harus menahan nafas hingga satu menit agar pasir dari dasar sungai tuntang tersebut bisa sampai di atas perahu.
“Ini kita ambil pasir dari dasar sungai, ya menahan nafas dulu sampai satu menit sambil menyelam biar dapat pasir,”ujar Pajiyo,penambang pasir warga Desa Glapan,saat dikonfirmasi di lokasi,Minggu(08/10/2023).
Aktivitas tersebut mereka lakukan berulang-ulang hingga perahu mereka penuh dengan pasir. Dalam sehari mereka bolak balik tiga hingga empat kali menyusuri sungai tuntang di lokasi yang terdapat pasirnya dengan menggunakan perahu itu.
“Kalau sehari dua sampai empat kali bolak-balik ambil pasir. Ini berdua,biasanya berempat,tapi ada yang pada libur,”kata Pajiyo.
Hal yang sama juga disampaikan Sahli, warga setempat. Aktifitas menambang pasir ini dilakukan disaat sawah mengering,sehingga mereka yang hanya buruh serabutan pun tidak ada penghasilan karena tidak ada panen akibat kemarau panjang.
“ Kalau kerjaan serabutan,buruh tani, karena tidak ada panen kita tidak ada penghasilan, kita cari pasir,”ucap Sahli,warga Desa Glapan
Dari hasil menambang pasir, Sahli mengatakan, rata-rata setiap orang mendapatkan hasil Rp.50.000 hingga Rp.100.000 perhari,tergantung sepi atau ramainya pesanan pasir.
“Ya kalau rame hasilnya Rp.100.000, kalau sepi Rp,50.000. Alhamdulillah ada penghasilan bisa dibawa pulang untuk keluarga,”ungkap Sahli.
Walaupun hasil dari menambang pasir tidak seberapa,namun mereka bersyukur mendapat penghasilan sehingga bisa dibawa pulang untuk kebutuhan keluarga disaat sawah tidak ada panen akibat kemarau panjang.
“Kalau cukup ya tidak,tapi ya dicukup cukupkan untuk makan keluarga,”pungkas Sahli. (nur)