KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN – Jelang hari raya Imlek, membawa berkah bagi pengrajin kue keranjang di Grobogan,Jawa Tengah. Pengrajin kue keranjang kebanjiran pesanan dari berbagai kota di Jawa. Meski pesanan tak seramai sebelum pandemic, namun pada perayaan imlek tahun ini, pengrajin mampu menghabiskan 2 ton tepung ketan untuk pembuatan kue keranjang dengan enam varian rasa.
Kristin, salah seorang pengrajin kue keranjang asal Wirosari,Grobogan,Jawa Tengah, ini ketiban berkah menjelang hari raya Imlek. Selama pandemic, usahanya tutup total tidak produksi, dan baru tahun ini usahanya mulai produksi kembali. Pesanan kue keranjang,sejak satu bulan sebelum perayaan Imlek dari berbagai kota di pulau Jawa. Tidak hanya digemari oleh kalangan warga Tionghoa saja, kue keranjang bahannya juga diminati banyak kalangan. Aneka macam rasa yang ditawarkan, membuat kue keranjang tersebut bisa dinikmati semua kalangan.
“Selama pandemic, kita 3 tahun karena pandemic tidak produksi, dan ini mulai memproduksi lagi. dan mulai banyak pesanan dan permintaan,”ucap Kristin, pengrajin kue keranjang (Rabu,18/1/23)
Kristin menambahkan, sebelum pandemic produksi kue keranjang usahanya mampu memproduksi 4 ton, setelah pandemic ini usahanya mulai beroperasi lagi,meski tak seramai sebelum pandemic.
“Kalau sebelum pandemic sampai 4 ton tepung ketan untuk bahan kue kanjang, setelah pandemic ini kita produksi 2 ton,mungkin banyak yang belum tahu kalau sudah produksi lagi,”terang Kristin
Meski pasca pandemic ini hanya mampu memproduksi 2 ton tepung ketan untuk bahan kue keranjang,namun pesanan sudah mulai banyak datang terutama pesanan di Jawa. Rata-rata mereka memesan melalui via watshap.
“Ya sudah mulai banyak yang pesan dari Surabaya,Bandung,Purwokerto,Jakarta, banyak juga yang pesan dari semarang. Rata-rata pesanan lewat watshap, dengan harga 4 ribu per boknya” terangnya
Tidak ada resep khusus untuk menaikkan penjualan, Ia hanya mempertahankan kualitas dan sedikit berinovasi untuk menambah varian rasa dengan menampilan enam varian rasa kue keranjang, yakni coklat, vanilla, frambozen,pandan, gula aren dan durian. Sementara untuk menjaga kualitas,pengrajin menggunakan bahan alami untuk menambahkan perasa dalam kue keranjang buatannya.
“Untuk menarik pesanan, kita buat banyak varian rasa coklat, vanila, frambozen,pandan, gula aren dan durian, bahan yang kita gunakan juga ketan asli dan bahan alami tidak ada campuran,”jelas Kristin
Usaha kue keranjang tersebut merupakan usaha turun temurun milik keluarga mulai dari tahun 1962. dan Kristin merupakan generasi ketiga yang meneruskan usaha kue keranjang hingga tetap eksis hingga saat ini.(nur)
