KUANSINGRIAU

Jeritan Petani Pasca Banjir Belum Ada Sahutan dari Pemkab Kuansing

KARIMUNTODAY.COM, TELUK KUANTAN – Petani di kabupaten Kuantan Singingi menjerit setelah di landa banjir, pemerintah seperti tuli tidak mendengar jeritan petani, mereka hanya disuguhkan bantuan sembako dan mie instan yang hanya habis sekali konsumsi, mereka tidak pernah membahas ada akar masalah yang paling dalam yang di rasakan masyarakat pasca banjir adalah tidak bergeraknya ekonomi, lahan – lahan yang terendam banjir habis sudah tiada tersisa.

Kini petani kekurangan benih, terutama petani hortikultura dan tanaman pangan, pemerintah kabupaten  terlihat hanya berfokus pada petani padi, padahal di Kuantan Singingi ada petani yang membudidayakan komoditi lain seperti jagung, sebut saja Kelompok Tani Tunas Baru di Desa Sikakak mereka sedang menanam 2 Ha lahan jagung yang di pada minggu lalu 24 Desember 2019 dilanda banjir susulan, kini mereka merasa putus asa karena minimnya respon pemerintah.

Azwantoni, Ketua Kelompok Tani tersebut menjelaskan bahwa kami sudah mengahabiskan banyak dana swadaya untuk mengolah dan menanam lahan jagung ini, kini telah terendam banjir, sekarang kami masyarakat petani tidak memiliki kemampuan finansial lagi untuk membeli benih dan menanam ulang tanaman jagung tersebut, dan kami sangat memohon pemerintah kabupaten jangan pura-pura tuli, dengan penderitaan kami.

” Kami harap segera ada tindak lanjut, ujarnya,

Di lokasi yang berbeda Pebra Heriansyah,SP.,MP, Dosen sekaliagus praktisi pertanian menjelaskan bahwa, beberapa waktu lalu kami sudah melakukan audiensi ke DPRD, mempertanyakan langkah ini, namun sepertinya yang diberikan hanya jawaban berupa harapan yang tidak bisa di pastikan realisasinya,

Beliau menilai wakil rakyat juga harus gencar mendorong pemerintah provinsi, maupun kabupaten mencarikan solusi untuk ini, terutama anggota dewan yang terpilih di dapil 2 ini.

Selanjutnya Beliau menambahkan, bahwa kita harus tetap konsisten bersinergi dalam mengupayakan solusi atas permasalahan yang dihadapi petani, karena mereka adalah basis pemberdayaan yang harus dijadikan prioritas,

Diakhir pernyataannya Beliau menutup dengan kata harapan bahwa siapapun kita apapun pekerjaan kita, kita bertanggung jawab atas nasib saudara-saudara kita terutama petani yang dilanda banjir,” tutupnya (*/r)

Laporan   : Lidia Ningsih ST
Editor       : Indra H piliang
Loading...
 

Tags

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close