KARIMUNTODAY.COM, BATAM – Ketua Komisi III DPRD Kota Batam Nyanyang Haris Pratamura berharap perusahaan penyedia air bersih ATB Batam lebih mengutamakan masyarakat dari pada perusahaan. Karena air merupakan kebutuhan yang sangat penting.
Demikian salah satu kesimpulan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) mengenai permasalahan dan kesulitan air bersih di Wilayah Sagulung Baru, Kelurahan Sei Binti, kecamatan Sagulung bersama dengan Instansi terkait digelar di ruang Komisi III DPRD Batam, Selasa, (26/2/2019).
Pada RDPU itu dipimpin Ketua komisi III DPRD Kota Batam Nyanyang Haris Pratamura dan dihadiri Perwakilan ATB, Kasi Camat Sagulung, Lurah Sei Binti, Ketua RT/RW beserta warga Sungai Binti di Ruang Rapat Komisi III DPRD Kota Batam, di Batam Centre, Batam.
Salah satu perwakilan dari warga Ketua RT 04/RW 07, Sitohang menyampaikan, awalnya suplai air menggunakan sistem curah di tahun 1998. Selanjutnya, sambung dia, melalui Koperasi dari tahun 2000 sampai dengan tahun2005. Kemudian masuk pipa ATB dari tahun 2005 namun dari tahun 2005 itu suplai air tidak lancar. “Setiap hari warga harus menampung air diatas pukul 00.00 WIB sampai 03.50 WIB dan diluar jam itu hanya angin yang keluar.
Untuk tagihan perbulan minimal Rp100 ribu sampai Rp 400 ribu perbulan padahal saya tinggal hanya bertiga,” ungkapnya.
Selain itu, sambung dia, tempat ibadah sekarang menggunakan air curah dan anehnya sempat warga melaporkan hal ini kepada orang penting (Pejabat, dll) suplay air ATB lancar 24 Jam, namun itu hanya berjalan sebulan lebih.
“Sedangkan untuk pemasangan meteran ATB ada yang bayar Rp2 Juta, 3 Juta, dan 4 Juta, tidak hanya itu kalau terlambat satu hari pembayaran air, meteran kita disegel serta didenda juga. Kita di sini meminta kepada ATB supaya suplay airnya kembali normal seperti di daerah-daerah lain, minimal Seminggu 3 kali mengalir selama 24 Jam,” tutupnya.
Perwakilan ATB Maslin Sitompul menanggapi keluhan warga, mengatakan, ATB selalu berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya dalam pendistribusian air. Namun dengan seiring pertumbuhan penduduk yang semakin pesat di Wilayah Sagulung – Batu Aji, sehingga ATB mengambil air baku Dam Tembesi diisi ke Dam Duriangkang.
“Selain melayani kebutuhan air di pemukiman, disana (Sagulung – Batu Aji) terdapat Perusahaan-perusahaan Plastik yang membutuhkan suplai air banyak. Semoga di bulan Agustus kembali normal dengan suplai air baku dari Dam Tembesi,” tutupnya.
Rapat yang dihadiri warga yang kebanyakan terdiri dari Ibu-ibu ini, sempat ricuh dengan keterlambatan pihak ATB serta penjelasan yang disampaikan dalam rapat. Di mana menurut warga ada Oknum ATB yang bermain.
Diakhir pertemuan, Pimpinan RDPU Ketua Komisi III DPRD Kota Batam, Nyanyang Haris Pratamura SE, MM menyimpulkan, selama 10 tahun warga mengalami kesulitan air, untuk itu ATB agar dapat memberikan pelayanannya dalam mensuplai air, kembali normal atau minimal 3 hari dalam seminggu.
“Kita akan sangat menyayangkan jika ada Oknum ATB yang terlibat, dan berharap ATB lebih mengutamakan masyarakat dari pada Perusahaan karena air kebutuhan yang sangat penting,” pungkasnya.
Selanjutnya, pihak DPRD Batam memberikan waktu dalam dua minggu kepada pihak ATB atau RDPU lagi. (*/adv)
laporan/editor : indra h piliang