JAWA TENGAH
Kemarau Panjang,Petani Jual Bongkahan Tanah Sawah Demi Dapat Cuan
KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN – Musim kemarau panjang yang terjadi di Grobogan,Jawa Tengah,membawa berkah keberuntungan bagi sebagian warga di Grobogan. Mereka bekerja menggali tanah sawah yang tidak ditanami dan dijual untuk kebutuhan sehari hari disaat tidak ada panen.
Muslih (27) warga Desa Temurejo,Karangrayung,Grobogan.bersama tiga rekannya pada musim kemarau panjang ini harus putar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari hari disaat sawah tidak ada panen.
Ditambah lagi, harga kebutuhan pokok melambung tinggi,ia yang bekerja sebagai buruh serabutan penghasilannya tidak lah cukup untuk menghidupi empat anggota keluarganya. Ia terpaksa bekerja menggali tanah sawah yang tidak ditanami pemiliknya,untuk kebutuhan hidup.
Tanah sawah yang sengaja tidak ditanami padi itu, digali dengan menggunakan linggis dan gancu. Satu persatu bongkahan tanah yang digali itu,diangkat secara bergotong royong bersama tiga rekannya dinaikan ke dalam bak truk.
Panasnya terik matahari pun tidak dia rasakan demi memperoleh hasil untuk kebutuhan hidup keluarga.
Bersama ketiga rekannya, Muslih mengaku baru satu minggu kerja menggali tanah sawah. Dalam sehari mulai dari pagi hingga sore hari,memperoleh hasil Rp.50.000 per orangnya dari bekerja menjadi menggali tanah sawah.
“Sehari ya dapat Rp.50.000 satu orangnya, rata-rata segitu. Ya mau kerja apa mas,kerjaan sepi semua tidak ada panenan,”ujar Muslih,Sabtu (17/9/2023).
Hasil yang diperolehnya itu, tidak lah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. namun ia bersyukur dapat penghasilan untuk dibawa pulang.
“Kalau cukup ya enggak,tapi dicukup cukupkan yang penting ada hasil dan dibawa pulang untk keluarga,”ucap Muslih.
Hal yang sama juga disampaikan Samsuri, yang masih bertetangga dengan Muslih. Saat sawah tidak ada panenan,pekerjaanya sebagai buruh tani serabutan pun sepi dan tidak ada pemasukan untuk keluarga.
“Sebelumnya kerja buruh tani serabutan,karena tidak musim panen karena kemarau kerjaan sepi. Ini ikut gali tanah sawah biar dapat uang untuk kebutuhan keluarga,”kata Samsuri.
Mubasyir, sengaja membiarkan sawahnya kering tidak ditanami, ia khawatir musim kemarau panjang berakibat pada gagal panen. Agar tanah sawah miliknya hasilnya subur,tanah sawahnya sengaja digali sebagian agar hasil panen pada musim tanam kedepannya bisa maksimal.
“Sawah sengaja tidak ditanami,karena kemarau panjang daripada tidak panen. Ini digali sebagian agar musim tanam besoik hasilnya bagus,” kata Mubasyir pemilik sawah asal Desa Latak,Godong.
Bongkahan tanah ia jual dengan harga Rp.150.000 per truk. Meski hasil yang diperoleh tersebut tidak seberapa,namun ia bersyukur masih memperoleh penghasilan untuk kebutuhan hidup.
“Yang penting ada penghasilan bisa dibawa pulang untuk makan,dan kebutuhan hidup. Mengan tidak cukup tapi dicukupkan,” pungkas Mubasyir.(nur)