JAWA TENGAH
Jelang Peringatan Hari Bhayangkara Ke-77, Polres Grobogan Gelar Pertunjukan Wayang Kulit
KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN – Polres Grobogan menggelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan menampilkan dua dalang di pendapa Kabupaten Grobogan, Kamis (23/6/2023) malam. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara Ke-77.
Pagelaran wayang kulit yang membawakan lakon “Wahyu Senopati” itu dibawakan oleh dua dalang yakni Ki Zainuri dan Ki Joko Umbaran.
“Malam hari ini kita saksikan wayang kulit dengan lakon “wahyu senopati” sebagai bentuk kepedulian polres grobogan terhadap pelestarian budaya Indonesia. Lakon ini, menceritakan kisah zaman peperangan antara pandawa sebagai pihak kebaikan dan kurawa sebagai pihak jahat dengan tokoh utama werkudoro atau bima,” papar Kapolres Grobogan AKBP Dedy Anung Kurniawan. Kamis (22/6/2023).
AKBP Dedy Anung Kurniawan menjelaskan, wayang memiliki filosofi yang mengandung banyak nasehat dan masukan bagi kehidupan masyarakat.
“Pada momen hari bhayangkara yang ke 77 ini, saya mengajak kepada seluruh anggota Polres Grobogan untuk senantiasa meneladani sifat-sifat seorang bima,” ujar AKBP Dedy Anung Kurniawan.
Kapolres Grobogan menambahkan, sebagai seorang anggota polri harus memiliki kedisiplinan, kejujuran, keberanian dan kesetiaan dalam menjalankan setiap tugas di lapangan, karena tugas dan tanggungjawab anggota Polri adalah melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat serta menegakkan hukum.
“Saat anggota Polri menjalankan tugas dengan baik, ikhlas dan tanggunjawab, maka akan terwujud kondisi kamtibmas yang aman dan damai, serta masyarakat akan puas dengan kinerja polri,”ucap Kapolres Grobogan.
“Semoga pada ulang tahun bhayangkara yang ke-77 ini, polri akan mempu menjalankan tugas lebih baik, tentunya dengan bersinergi dengan unsur pemerintah dan masyarakat,” pinta Kapolres Grobogan.
Dalam pagelaran wayang kulit ini mengambil kisah, bermula pada rencana kurawa yang berusaha menjebak bima untuk hadir ke negara astina dengan skenario untuk menandatangani perjanjian damai, meskipun tahu bawa astina adalah sarang kurawa, bima tetap dengan gagah berani datang sendiri, karena yakin bahwa kebenaran pasti akan mengalahkan kejahatan. Tatkala kurawa akan membunuh bima, bima mengetahui rencana tersebut dan berhasil melarikan diri.
Pada saat benar-benar terdesak, bima memohon petunjuk kepada sang hyang widi, kemudian turunlah “wahyu senopati” dan bima mendapat gelar nama “putut bhayangkara”. Singkat cerita terjadilah peperangan besar antara pandawa dan kurawa yang akhirnya dimenangkan oleh pandawa sebagai pihak kebaikan. Bima digambarkan sebagai sosok prajurit yang jujur, disiplin, berani, setia dan tangguh serta kuat.(nur)