KARIMUNTODAY.COM, SIAK – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Minas, melalui Rozi Siswanto selaku Sekertaris LAM Riau Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, ia sangat menyayangkan kejadian yang menimpa sejumlah Security di Gate 4 milik PT Chevron Pasific Indonesia (PT CPI) pada Senin, (29/3/21) kemarin.
Menurut informasi yang disampaikan oleh Rozi Siswanto kejadian ini kata dia bermula ketika sejumlah oknum mengatasnamakan Ormas Laskar Melayu Rembuk (LMR) melintas menggunakan sepeda motor di Gate 4 PT CPI tanpa mengenakan helm, dan ditegur oleh securty yang berjaga ataupun bertugas di gate tersebut, namun sejumlah oknum itu kata dia tidak terima dengan hal tersebut hingga terjadi bentrok antara pihak security dan sejumlah oknum dari Ormas LMR.
“Sebagi seorang security di perusahaan tanggungjawabnya tentu menegur apa yang seharusnya ditegur sesuai arahan dari atasannya, seperti kelengkapan berkendara saat melintasi jalan bay pass milik perusahaan itu. Dengan hal itu mereka kurang terima hingga terjadi pengeroyokan terhadap security di Gate itu dan security itu orang Melayu Riau asli dari Taluk Kuantan, makanya kita sangat menyayangkannya, masak organisasi Melayu menghajar orang Melayu kan hal itu tidak etis, tampak sekali seperti premanisme sejumlah oknum itu dan hal ini sangat mencoreng nama baik kita sebagai orang Melayu,” kata Rozi kepada Wartawan media ini saat ditemui di kediamannya, Selasa (30/3/21) siang.
Dikatakan Rozi, menurutnya Organisasi yang mengatasnamakan Melayu seharusnya mereka ini melapor kepada LAM Riau, “sebab dia ada tingkatannya seperti kami ditingkat kecamatan ini, selain itu masyarakat sudah banyak yang tau didalam organisasi LMR itu siapa saja dan kepentingannya seperti apa, nah selama ini kami bukannya berdiam diri, namun selama ini kami mencoba menghindari terjadinya gesekan, sebab Melayu ini sifatnya terbuka kita tidak ada batasan siapapun yang datang ketanah Melayu ini kita persilahkan, dan itupun kalau tujuannya untuk sama-sama membangun daerah kita ini,” kata Rozi.
Rozi melanjutkan, “dan bukan juga kita sebagai Melayu berarti kita bisa berbuat semena-mena dan menindas suku lain dan berbuat merusak marwah melayu, bisa dilihat selama ini kita tidak pernah berlaku demikian, inilah bukti toleransi dan welcomenya orang melayu. yang membuat kita kesal saat ini, para oknum ini mengatasnamakan organisasi Melayu namun isi didalamnya bukan orang Melayu, bahkan mereka menjadi pucuk pimpinan di Organisasi itu, seperti contoh di DPC, dan hal ini kami tidak diamkan, hal ini sudah kami laporkan kepada tingkat LAMR di atas kami,” tegas Rozi.
Dalam hal ini Rozi kembali menegaskan seandainya kata dia terjadi gesekan dibawah, pihaknya sebagi LAMR Minas berharap agar jangan disalahkan, karena kata dia pihaknya sudah melaporkan hal ini sebelumnya kepada LAM Riau ditingkat Kabupaten.
“Yang paling membuat kami geram, kejadian kemarin ini mengatasnamakan Laskar Melayu Rembuk (LMR) namun mereka bukan orang Melayu, malah yang di usiknya orang Melayu Riau asli dari Taluk Kuantan sana. Coba kita bandingkan terbalik, seandainya ada persatuan orang suku lain katakanlah suku kita Batak, kemudian organisasi itu diketuai oleh orang Melayu bagaimana perasaan kita sebagai orang Batak,” cetusnya.
“Dalam hal ini kita mencoba untuk melakukan edukasi dan informasi bahwasanya Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kecamatan Minas, menegaskan bahwa kami sangat menyayangkan kejadian arogansi oleh sejumlah oknum yang mengatasnamakan Laskar Melayu di gate 4 PT CPI kemarin, dalam hal ini juga kami jujur tidak menerima apabila oknum atau segelintir orang mengatasnamakan Melayu namun dia bukan orang Melayu yang merusak marwah kami orang melayu dan satu lagi kami mempertanyakan tujuan dibuat Laskar itu untuk apa, jadi hal itu sangat tidak kami terima sebagi pengurus LAM Riau Kecamatan Minas,” tegasnya.
Lanjutnya, “mungkin memang selama ini kami diam dipandangan masyarakat, sebenarnya kami tidak diam, sebab jauh hari kita sudah melakukan koordinasi dengan tingkatan kita di atas. Dan kita sangat menyayangkan organisasi yang dibentuk mengatasnamakan suku namun hanya untuk kepentingan pribadi. Apalagi di Minas ini sangat strategis untuk kepentingan ketenagakerjaan. Dengan mengatasnamakan Laskar Melayu maka mereka bisa mendobrak perusahaan maka hal ini salah besar. Nah disinilah tugas kami sebagai LAM Riau untuk menjaga Marwah Melayu. Kami jangan diusik,” kata Rozi lagi.
Dalam hal ini pihaknya meminta kepada aparat penegak hukum baik itu pemerintahan, agar kiranya hal ini diproses secara hukum, “sebab apabila hal ini dibiarkan begitu saja dikhawatirkan akan merajalela, kami menyampaikan ini bukan untuk memanas-manasi, namun kami menegaskan kepada masyarakat bahwasanya kami dari LAM Riau tidak menerima atas apa yang diperbuat sejumlah oknum itu, dan kami juga menyampaikan kepada masyarakat supaya tidak ada yang berfikiran bahwa orang Melayu itu sifatnya arogansi dan tidak bersahabat. Sebab yang melakukan arogansi semalam itu bukan orang bersuku Melayu namun mengatasnamakan organisasi Melayu itu yang kita sayangkan, organisasinya atas nama suku tapi oknumnya bukan bersuku Melayu hal ini sangat-sangat kita sayangkan sekali dan sangat tidak terima sebab ada nama Melayu didalamnya tentu hal ini sangat menyakiti hati kami sebagi orang Melayu hal ini kami sampaikan agar masyarakat Minas tahu bahwa kami sangat tidak suka atas kejadian tersebut sebab hal ini masuk unsur premanisme.” Kata Rozi lagi.
“Dalam hal ini kembali kami sampaikan bahwa LAM Riau ini ibaratkan sebuah kerajaan maka kami LAM ini adalah pucuk pimpinan segala organisasi yang mengatasnamakan Melayu, sebab mereka laskar-laskar ini ibaratkan seperti bagian pengamanannya, kami tegaskan kami sebagai LAM Riau Minas tidak mengakui adanya organisasi LMR (Laskar Melayu Rembuk) di Minas ini, sebab orang-orang didalamnya bukan orang Melayu dan kami juga tidak tau tujuan ormas itu dibuat untuk apa, sebab selama ini tidak ada melakukan koordinasi dengan kami, jadi intinya bila ingin membuat organisasi lihat dulu tujuannya, organisasi berbentuk apa, organisasi kepemudaankah, organisasi sosialkah. Nah jika sudah mengatas namakan suku tentu ada koordinasinya kepada tetua suku tersebut. Kalau seperti ini kan kami yang malu, bukan kami yang berbuat tapi melayu yang tercoreng karna oknum yang tak bertanggung jawab. Jika ingin membuat organisasi premanisme atau arogan yang dikedepankan hapus nama melayu yang ada di singkatan ormas tersebut ganti dengan kata lain. tutupnya.(*)