KARIMUNTODAY.COM, KUANSING – Lihatlah…. Bukalah mata selebar-lebarnya…. Dengarlah…. Jangan tutup telinga.
Negeri yang beradat dan terkenal dengan sopan santunnya… kini sudah terusik dan tercabik. Ibarat singa kelaparan di tengah gurun pasir memangsa buruannya dengan sangat ganas. Semua berlomba untuk jadi “pemenang” dengan menghalalkan segala cara. Nauzubillah minzalik.
Relawan dengan partai pendukung dan para kandidat terlibat pada kompetisi yang sangat tajam…. Tidak saja adu gagasan… tapi sudah mengarah pada hujatan….. Fitnah dan caci maki jadi santapan..
Semua ini di luar nalar dan akal sehat. Wajar dan pantas jika orang menyebut negeri ini kini tidak sedang baik-baik saja. Hal seperti ini sebenarnya tak perlu terjadi jika semua sadar hakikat dan tujuan para pejuang mendirikan bangsa ini. Jika semua Paham, Negeri ini Berdiri untuk kebaikan kita semua.
Tetesan keringat, deraian air mata dari para perjuang, kini dirobek-robek oleh sebuah kepentingan yang bertujuan untuk memenangkan kandidat yang mereka usung. Birahi Politik tak TERKANDALI… Memunculkan CACI MAKI… Napsu Kekuasaan di umbar tak ber etika… di Adu Domba.
Seharusnya relawan dengan partai pendukung dan para kandidat bisa belajar dari Pilpres 2024. Sang pemenang (Prabowo), para Relawan, Partai Pendukung dan kandidat sudah menyatu. Kembali bersama untuk cita-cita mulia membangun bangsa dan rakyatnya lebih baik dan sejahtera.
Perlu kita ingat hakekat demokrasi, entah itu Pilkades, Pilkada, dan Pilpres hanyalah kaderisasi dan seleksi pemimpin lima tahunan. Tidak lebih dari itu. Semua yang mencalonkan diri punya tujuan yang sama.
Yakni ingin membangun negeri dengan memanfaatkan semua potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) seluas-luasnya demi kepentingan rakyat dan memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
Pada prinsipnya semua calon yang maju punya semangat yang sama. Yakni semangat cinta negeri. Kita butuh pemimpin cinta negeri.
Kita berharap para calon untuk mewujudkan cintanya. Tidak cemburu buta terhadap calon lain. Bukankah para calon sama-sama “jatuh cinta: pada negeri yang sama?
Perjuangkanlah cinta itu dengan penuh kasih sayang di tengah-tengah masyarakat.
Ingat siapa yang berhasil menebar kasih sayang di tengah masyarakat, maka ia akan jadi “PEMENANG” dalam “MEREBUT CINTA”. Sang pemenang juga akan menjadi Kepala Rumah tangga di negeri ini. Dia akan diikat dengan SUMPAH dan JANJI.
Kepada yang belum mendapatkan yang ia cintai, karena sudah jadi milik orang lain, maka jangan lagi menggangu. Kita dukung agar cintanya terus bersemi membangun negeri ini.(*)