BINTANKEPRINATUNATANJUNG PINANG

Opini : Potensi Besar dari Terjaganya Keanekaragaman Hayati Laut untuk Kemajuan Perekonomian Kepulauan Riau

Provinsi Kepulauan Riau memiliki tingkat Keanekaragaman Hayati Laut yang sangat melimpah, mulai dari potensi Kelautan dan perikanannya. Hal ini merupakan kelebihan yang dimiliki oleh daerah kepulauan, yang mana Kepulauan Riau memiliki 96% lautan dan 4% daratan dengan sekitar 2.400 pulau yang 30% tidak bernama dan tidak berpenduduk.

Provinsi Kepulauan Riau berada di wilayah yang sangat strategis dikarenakan berdampingan langsung dengan negara tetangga yaitu Singapura dan juga Malaysia, sehingga dapat dikatakan kalua Provinsi Kepulauan Riau sangat berpotensi besar jika menjadi wilayah pariwisata, karena bukan hanya touris local saja yang akan datang untuk menikmati keindahan yang ada di Kepulauan Riau namun juga touris mancanegara.

Untuk menjadi wilayah pariwisata internasional, Kepulauan Riau harus bisa memanfaatkan potensi yang sangat besar dari Keanekaragaman Hayati Laut yang dimiliki di daerahnya.

Potensi Mangrove, Terumbuk Karang, serta tingkat Keanekaragaman jenis ikan yang sangat besar.

Beberapa daerah yang direkomendasikan untuk menjadi poros pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau adalah:

NATUNA

Natuna memiliki keindahan laut dengan Keanekaragaman Perikanan dan Ekosistem yang dapat membuat orang merasa takjub melihatnya. Dengan memanfaatkan keindahan bawah laut dan keanekaragaman hayatinya, natuna dapat menarik perhatian touris local maupun touris mancanegara untuk berkunjung menikmati keindahan alamnya dengan melakukan diving dan snorkling diperairan indahnya.

Selain itu, pemanfaatan ekowisata mangrove juga dapat berpotensi besar untuk pemasukan daerah dari sektor wisata, karena mengingat kerapatan mangrove dinatuna sangatlah tinggi sehingga pemanfaatannya sebagai ekowisata sangatlah tepat.

Dengan datangannya touris local maupun mancanegara bidang Sea Culinary juga sangat menguntungkan, karena Natuna sendiri memiliki berbagai jenis ikan, udang, siput laut, dan juga kerang yang cukup melimpah.

Potensi lain yang dapat dimanfaatkan adalah cadangan minyak dan gas bumi yang sangat besar. Indonesia memiliki cadangan minyak di Natuna yang diperkirakan mencapai 36 juta barel, yang mana tingkat produksi hingga saat ini hanya sebesar 25 barel per hari.

Sedangkan Indonesia memiliki cadangan gas bumi yang berada di Natuna diperkirakan mencapai 46,96 TSCF (Trillion Standart Cubic Feet).

BINTAN

Bintan hingga saat ini masih sangat terkenal di sektor pariwisata baharinya, bahkan salah satu mahasiswi Akademi Perhotelan yang ada di Kota Surakarta mengatakan bahwa Bintan sudah setara dengan Bali. Hal ini membuktikan bahwa eksistensi Bintan tak kalah dari Bali yang sudah terkenal di mancanegara.

Potensi yang dimiliki oleh Bintan tak lain adalah keanekaragaman hayati lautnya yaitu terumbu karang, mangrove, dan juga keindahan ikan-ikan karangnya.

Ekosistem terumbu karang menyediakan berbagai sumber kebutuhan hidup untuk masyarakat pesisir seperti hasil perikanan, budidaya dan pariwisata. Hampir 60% masyarakat Kabupaten Bintan berkonsentrasi di sepanjang pesisir untuk mencari penghidupan.

Ikan karang merupakan biota yang sangat erat hubungannya dengan terumbu karang, sehingga keberadannya sangat tergantung kepada kondisi terumbu karang. Jika kualitas terumbu karang mengalami penurunan, maka kelimpahan ikan karang juga akan mengalami penurunan pula.

Pemanfaatan mangrove dalam bidang Ekowisata sudah sangat terkenal, terbukti dari beberapa media nasional yang sering sekali meliput keindahan yang ada di dalam Bintan Mangrove.

Ekowisata hutan mangrove ini merupakan salah satu area wisata yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia yang dihias secantik mungkin sehingga menjadi tempat wisata yang sangat menyenangkan.

Manfaat yang dapat diraih oleh Provinsi Kepulaun Riau selain pemasukan dana yang cukup besar kedaerah, juga dapat meminimalisir tingkat pengangguran yang ada, asalkan penyerapan pekerja yang dibutuhkan berasal dari masyarakat setempat.

Untuk itu, peran pemerintah sangat dibutuhkan sebagai penggerak dalam mewujudkan pariwisata yang memanfaatkan keanekaragaman hayati laut tingkat Internasional, dan juga pemerintah daerah diminta untuk membuat peraturan yang ketat untuk selalu menjaga kebersihan tempat pariwisata, agar tidak merusak keanekaragaman hayati yang ada.(*)

Penulis  : Muhammad Sahputra Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Kepri.

Loading...
 

Tags

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close