KARIMUNTODAY.COM, DURAI – Tradisi untuk membangunkan orang agar bangun untuk makan sahur memang sudah cukup memasyarakat. Pada bulan puasa, anak-anak dan para pemuda tidak akan tidur di rumah, melainkan di Mushola. Pada sekitar jam 2 malam mereka akan bangun, kemudian membawa tetabuhan seperti kentongan bambu, besi bekas, bedug, ember bekas, yang kemudian akan dipukul dengan memadukan irama yang enak di dengar. Selanjutnya mereka akan berkeliling kampung dan membangunkan para warga supaya bangun untuk melaksanakan makan sahur.
Ikatan grebek sahur remaja masjid Jami’ Al – Hikmah desa telaga tujuh kecamatan durai membangunkan orang sahur mulai dari RT.001 – 005 RW 01 dusun 1 desa telaga tujuh kecamatan durai.ikatan grebek sahur ini di bentuk mulai tahun 2006 hingga berjalan sampai sekarang.
Agustami selaku ketua Grebek Sahur Remaja masjid Jami’ Al- Hikmah mengucapkan terimakasih kepada pembina dan juga penasihat, Terima kasih kami ucapkan serta kepada masyarakat kepada Rt 001-005 Desa Telaga Tujuh.
“Terimakasih kami ucapkan kepada pembina bapak Samsul Bahri dan penasehat bapak Samsir dan terima kasih kami ucapkan untuk seluruh warga RT 01-005 dan istansi terlibat yang berada di kawasan desa telaga tujuh sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan sesuai harapan kita bersama,” ucapnya
Dan terima kasih terkhususnya untuk keluarga besar ikatan grebek sahur remaja masjid jami’ Al -hikmah yang telah meluangkan waktunya mulai dari ramadhan 1 sampai dengan pelaksanaan shalat idul Fitri 1442 H.
Di sini saya mewakili kawan-kawan Grebek Sahur Ingin menyampaikan beberapa PR untuk pemerintah Desa yang mana salah satunya yaitu harus komitmen dan konsisten dalam memberikan suatu keputusan sehingga tidak ada stikma di belakang yang bisa menimbulkan kecemburuan antara satu lembaga dengan lembaga lain nya.dan kembali kami ucapkan terima kasih untuk pembina, penasehat dan kawan” dari ikatan grebek sahur yang terlibat dalam pembuatan gerbang lampu colok mulai dari ramadhan ke 5 hingga malam takbiran yang perlu kita ingat kesuskesan dalam suatu acara bukan milik seorang pemimpin melainkan milik kita bersama,” tukas Agustami. (rls/red)
