KEPRITANJUNG PINANG

Opini: Inilah Alasan Mengapa Ikan Konsumsi Penting Untuk Dikelola Dengan Benar

Negara Indonesia adalah negara maritim dimana memiliki wilayah laut yang luasnya mencapai 6,32 km 2 beserta sumber daya alam yang berlimpah. Bahkan Indonesia termasuk bagian dari wilayah Marine Mega Bioversity terbesar didunia dengan 8.500 Spesies ikan, 555 spesies rumput, dan 950 spesies biota terumbu karang. Dengan demikian kita dapat menarik kesimpulan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil perikanannya. Inilah alasan masyarakat Indonesia banyak berprosfesi sebagai nelayan dan tidak sedikit juga masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi ikan.

Ikan juga merupakan bahan pangan yang kaya akan nutrisi, protein, mineral serta vitaminnya yang baik untuk kesehatan tubuh dan pertumbuhan anak-anak yang didapat dengan harga yang murah serta mudah untuk didapatkan, karena keberadaannya menyebar luas di negara Indonesia. Selain itu ikan termasuk bahan pangan yang mudah rusak dan busuk kerena memiliki kandungan protein serta air yang tinggi yaitu 70-80% sehingga rentan terhadap penurunan kualitas ikannya. Maka dari itu diperlukan penanganan yang tepat dan cepat dalam mengelola ikan. Adapun kerusakan-kerusakan yang sering terjadi disebabkan oleh adanya beberapa aktivitas dimulai dari penangkapannya, pendaratan ikan, pendistribusian sampai kepada tanggan konsumen, hingga pengelolaan ikan untuk dikonsumsi oleh konsumen. Aktivitas tersebut mempengaruhi kualitas mutu ikan yang akan kita konsumsi, belum lagi kehadiran oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menambahkan bahan kimia/pengawet berbahaya untuk mempertahankan penampakan fisik ikan seperti tampak segar dengan formalin ( CH2O) dan pemutih (NaOCl). Hal ini jelas merusak kandungan yang ada pada ikan sehingga ikan tidak layak untuk dikonsumsi dan akhirnya menyebabkan penyakit. Memang ikan sangat baik untuk dikonsumsi tetapi jika penanganan, pendistribusian, lalu pengelolaannya tidak tepat maka semua manfaat yang ada pada ikan tadi tidak didapatkan oleh tubuh kita melainkan dapat menjadi sumber ataupun perantara masuknya penyakit kedalam tubuh.

Dimulai dari penangkapan ikan yang salah dengan menggunakan alat tangkap yang dapat merusak ikan, biota dan lingkungan seperti penggunan bahan peledak yang mana kondisi ikan juga menjadi tidak baik ataupun teknik penangkapan yang membuat ikan mati dengan kondisi mengeluarkan banyak lendir sebagai pertahanan diri dari musuh. Lendir tersebut dapat menjadi media mikroorganisme bertumbuh. Selanjutnya proses pendistribusian ikan di pasar-pasar terkadang saya memperhatikan ikan yang dijual dipasar keadannya tidak segar lagi dan kondisi dari daging ikan yang bonyok ataupun sebagian isi dari perut ikan keluar dan bahkan kondisi insang yang sudah menghitam ataupun pucat. Dalam kondisi ini tampilan ikan sudah terlihat tidak layak bahkan konsumen tidak tertarik unuk membelinya, menurut saya hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dari para pengecer akan teknik penyimpanan yang baik untuk ikan mungkin ikan yang disimpan menggunakan banyak air atau terenda lama di dalam air sehingga air dapat merusak tekstur dari si ikan. Tak hanya itu air maupun es yang dipakai untuk menjaga ikan tetap dingin menggunakan air yang tidak steril, ini menyebabkan mikroorganisme yang ada di dalam air masuk ke dalam ikan sehingga membuat isi dari perut ikan maupun insang sebagai tempat berkembangnya parasit ataupun bakteri yang membuat ikan semakin cepat membusuk sehingga mempercepat kemunduran mutu ikan.

Hal lain yang mungkin terjadi ialah tempat penyimpanan ikan yang tidak sesuai, terlalu banyak ditumpuk dalam suatu wadah dengan es yang banyak sehingga ikan bergesekan dengan es yang keras ataupun bergesekan dengan ikan yang lainnya sehingga ikan mengalami tekanan yang mengakibatkan ikan boyok, yang mana hal ini dapat mengundang mikroorganisme masuk kedalam ikan ataupun ikan terpapar dengan panas matahari langsung sehingga bersuhu panas dan tempat yang tidak higienis. Bukan memperlama masa simpan ikan, melainkan mempercepat proses pembusukan ikan. Walaupun demikian masih ada saja konsumen yang tetap membeli ikan dengan kondisi tersebu dengan alasan ikan tersebut murah dan juga sering dikonsumsi. Hal lainnya yang mungkin terjadi ialah ikan tidak laku terjual karena adanya persaingan pasar sedangkan masa simpan ikan juga sudah mulai menipis dengan kata lain ikan sudah terlalu lama disimpan.

Dilanjutkan dengan proses pengolaan ikan oleh konsumen. Setelah konsumen membeli ikan lalu menyimpanya ke dalam kulkas dan pada saat ingin memasak ikan tersebut, ikan direndam terlalu lama di dalam air sehingga tekstur dari daging ikan melunak dan mudah hancur. Terkadang saya sering melakukan hal tersebut secara tidak sengaja pada saat saya membersihkan ikan, ikan tersebut gampang hancur dan penampilan ikan juga tidak menarik lagi. Tidak hanya itu pada saat proses memasak ikan, ikan tidak di masak dengan benar seperti gosong, menggunakan banyak minyak ataupun menggunakan banyak penyedap rasa sehingga mengakibatkan masakan menjadi tidak sehat dan kandungan vitamin, protein, mineral dari ikan dapat menurun atupun hilang ketika di kelola dengan cara yang tidak tepat. Penanganan yang dilakukan untuk memperlambat proses pembusukan ikan adalah dengan menyimpan ikan langsung dengan rapi didalam cold storage saat ikan baru ditangkap, penyortiran ikan berdasarkan kondisi ikan yang rusak juga diperlukan agar menjaga ikan yang lain tetap baik pencucian termasuk pendinginan ikan yang disimpan didalam suhu <0 o C tidak lupa dengan kondisi yang higienis.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mengelola dan menjaga mutu dari ikan tidaklah mudah tetapi dapat dilakukan dengan penanganan yang tepat kita dapat menjaga mutu dari ikan konsumsi dengan baik. Semakin baik penanganan yang dilakukan semakin baik pula mutu ikan terjaga. Tetapi yang menjadi masalah adalah harga dari es yang semakin mahal yang membuat para pengecer kesulitan dalam menyimpan ikan dengan kondisi yang baik sehingga ikan disimpan dengan air yang banyak ditambah dengan garam dapur yang menurut pengecer dapat memperlama es agar tidak cepat mencair. Selain itu pengawasan bahan kimia oleh pemerintah juga masih rendah sehingga masih banyak ikan-ikan yang tidak layak konsumsi lolos dipasarkan dan saya berharap semoga kedepannya pemerintah semakin peduli akan kualitas ikan konsumsi yang di pasarkan sehingga para pengecer dapat menjual ikan dengan kondisi ikan yang baik dan mencegah adanya oknum-oknum yang tidak bertangung jawab lagi dan masyarakat Indonesia dapat mengkonsumsi ikan dengan mutu ikan yang baik juga. Demikian juga semoga tingkat pengkonsumsian ikan di Indonesia semakin tinggi dan masarakat Indonesia gemar dalam mengkonsumsi ikan. (*)

PenulisĀ  : Raquel Manalu, Mahasiswi Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan (Angkatan 2019)
Universitas Mariim Raja Ali Haji

Loading...
 

Tags
Close
Close