JAWA TENGAH
Perbaikan Saluran Irigasi Tak Kunjung Jadi, Ratusan Petani Terancam Gagal Tanam Padi

KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN – Memasuki musim tanam padi pertama bulan Oktober 2023,puluhan hektar lahan sawah petani di wilayah Kecamatan Gubug,Kabupaten Grobogan,Jawa Tengah,tak kunjung terairi.
Perbaikan saluran air yang tak kunjung selesai, menjadi alasan utama penyebab petani tak bisa tanam padi sesuai jadwal. Para petani pun terancam gagal tanam padi.
Beginilah kondisi lahan pertanian di wilayah Kecamatan Gubug,Kabupaten Grobogan, saat media ini bertandang ke lokasi,Kamis (26/10/23) Sore. Semua lahan sawah kering kerontang tidak ada air.
Seperti lahan sawah di Desa Pranten ini, sejak musim kemarau tiba,lahan sawah seluas 120 hektar milik para petani dan bondo desa tersebut dibiarkan kering.
Di lokasi lahan sawah terlihat tak ada tanaman. Tanah sawah juga terlihat banyak lubang lubang menganga dan banyak timbul retakan. Kondisi saluran tersier yang biasa diairi untuk ketersediaan air petani juga terlihat kering tidak ada air.
Menurut Muh Rodli,Ketua Kelompok Tani Desa Pranten, mengatakan pada bulan Oktober ini.sesuai jadwal petani sudah memasuki masa tanam padi pertama untuk mengolah tanah hingga mempersiapkan bedengan untuk menyebar benih padi setelah musim kemarau. Jangankan untuk menanam padi,mengolah tanah pun belum bisa petani lakukan,mengingat kondisi lahan sawah petani masih kering tidak ada air.

“Keseluruhan plus tanah bengkok ada 120 hektar kondisinya kering semua. Biasanya bulan Oktober sudah mulai jok air. Ini penyebabnya karena adanya perbaikan saluran irigasi menyeluruh belum juga selesai sudah ada 1 bulan lebih. Perbaikan mulai saluran tersier.sekunder dan induk,”ucap Muh Rodli,Ketua Kelompok Tani Pranten,Kamis (26/10/23).
Karena pekerjaan saluran irigasi tak kunjung selesai. untuk sementara petani tidak bisa tanam,dan terpaksa musim tanam mundur.
“Biasanya bulan ini sudah mulai bikin pembibitan,bikin laladon untuk menebar benih. Biasanya kalau musim tanam mundur,hasilnya kurang bagus banyak hama,” jelas Muh Rodli.
Hal yang sama juga disampaikan Muklis, warga Ringinkidul, lahan sawah miliknya juga kering tidak ada air. Padahal tanah sawah itu hasil sewa milik orang lain.
Jika tidak segera ditanami,modal yang ia keluarkan tidak kunjung kembali,bahkan merugi jika tidak ada kepastian kapan saluran irigasi kembali ada air.
“Tanah sawah sewa tahunan 8 juta, ini belum juga ditanami,gak ada air sampai sekarang. Bisa rugi kalau gak ada kepastian kapan air sampai sawah,” ketus Muklis.
Selain Desa Pranten. lahan pertanian 6 desa sekitar di wilayah Kecamatan Gubug juga kering, karena mengandalkan saluran irigasi yang sama yang saat ini dalam pekerjaan. Desa Tersebut Yakni Desa Jatipecaron,Desa Tambakan,Desa Baturagung.Desa Ringinkidul.Desa Ringinharjo, dan Desa Tlogomulyo.
Total keseluruhan hampir 500 hektar lahan sawah di 6 desa tersebut yang hingga saat ini belum ditanami padi karena tidak air.
Para petani berharap,secepatnya perbaikan saluran irigasi tersebut segera diselesaikan agar masa tanam padi pertama petani tidak mundur,sehingga para petani tidak rugi berat.(nur)
