JAWA TENGAH
Perhimpunan Hotel Dan Restoran Di Indonesia (PHRI) Bali Mendukung Pemerintah Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional

KARIMUNTODAY.COM,BALI – Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Ida Bagus Purwa Sidemen menyatakan Provinsi Bali merupakan salah satu tempat wisata penyumbang 40 persen devisa negara atau sekitar 8 milyar USD. Jumlah tersebut diperoleh dari sektor pariwisata dengan total kunjungan wisatawan manca negara yang berkunjung ke Bali hingga bulan Oktober 2018 mencapai 6,5 juta. Dari total wisatawan tersebut, terbanyak berasal dari negara Tiongkok.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi salah satu narasumber dalam diskusi publik yang bertema Pembagunan Ekonomi Nasional,Capaian dan Problematika yang diselenggarakan oleh Mandiri Djaya di Hotel Senses Sunset Seminyak Bali ((1/12).
Ia menambahkan,seiring dengan waktu, orientasi masyarakat di Bali telah berubah dari yang semula merupakan masyarakat agraris menjadi masyarakat pelaku penyedia tempat wisata. “Ini sangat berdampak pada meningkatkan pendapatan perkapita penduduk. Pada saat ini hampir semua wilayah pulau Bali melakukan pembangunan yang berorientasi pada sektor pariwisata,” jelasnya
“ Kita sangat mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi nasional karena sejalan dengan program kegiatan PHRI untuk meningkatkan kemajuan sektor pariwisata terutama di pulau Bali,” tutup Purwa Sidemen
Sementara itu, pakar ekonomi dari Universitas Udayana Prof .I Wayan Windia dalam diskusi tersebut menyampaikan visi pembangunan Bali tahun 2005- 2025 tentang Bali Dwipa Jaya, adil dan demokratis serta aman dan bersatu , dalam wadah NKRI berlandaskan Tri Hita Karana.
Sementara itu, Azka Subhan Wakil Kepala BI Provinsi Bali dalam diskusi tersebut menyampaikan data statistik perekonomian nasional khususnya Provinsi Bali, kinerja ekonomi Bali pada triwulan III 2018 mengalami pertumbuhan 6,24 yoy. Sementara inflasi pada bulan Oktober 2018 tercatat sebesar 3,60 persen yoy.
“ Ada peningkatan sedikit lebih tinggi dibanding dengan triwulan III sebesar 3,60 persen yoy,” ungkapnya
“Tantangan yang dihadapi Bali kedepan,akan terjadi tingginya ketergantungan ekonomi Bali pada bidang usaha pariwisata,turunnya kualitas wisman serta tingginya alih fungsi lahan,” jelas wakil Kepala BI Bali.
Terpisah Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang biasa disapa Cok Ace mengatakan, pariwisata Bali menghasilkan devisa tertinggi yang juga menunjang pembangunan ekonomi masyarakat Bali dan nasional.
Ia menjelaskan, ada pemberitaan wisata ke Bali dijual sangat murah di Tiongkok dipaksa untuk belanja sejumlah Toko dengan membeli produk Tiongkok yang disamarkan seolah-olah produk masyakarat Bali dengan harga yang sangat mahal. Toko-toko itu diduga kuat mempekerjakan tenaga kerja asing asal Tiongkok tanpa izin.
“Jadi itu sangat merugikan kita dan menyalahi etika, oleh karena itu, saya telah menutup beberapa toko milik warga Tiongkok di kawasan Bernoa Kabupaten Badung. Pembangunan ekonomi nasional bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah akan tetapi tanggungjawab seluruh stake holder guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.” pungkas Cok Ace.(*)
Laporan : Nurulyadi
Editor : Indra H Piliang
