JAWA TENGAH
Sambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia Ke 77, Umat Lintas Agama Gelar Pentas Wayang Potehi
KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN,- Dalam Rangka Menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia Yang Ke -77, warga di Grobogan,Jawa Tengah, menggelar pentas wayang Potehi di klenteng Hok An Bio Gubug,Jumat (12/8). Tak hanya warga tionghoa yang hadir menyaksikan pagelaran wayang,namun juga warga lintas agama. Selain untuk menjaga kerukunan umat beragama,pagelaran wayang Potehi ini juga untuk melestarikan budaya Tionghoa agar tidak punah.
Warga lintas agama di kampung Bhineka Desa Gubug,Grobogan,Jawa Tengah,mengadakan pentas wayang Potehi di halaman klenteng Hok An Bio Gubug. Tak hanya warga etnis Tionghoa yang hadir, namun warga sekitar yang beragama Islam,Kristen, Hindu dan Budha juga hadir menyaksikan pagelaran wayang Potehi, yang merupakan wayang budaya asli Tionghoa tersebut.
Menurut Sintono,Ketua Panitia Kegiatan, pentas wayang Potehi diselenggarakan dalam rangka menyambut HUT RI Ke- 77, sekaligus melestarikan wayang potehi,budaya khas Tionghoa agar tidak punah.
“Kegiatan Pentas wayang Potehi ini dilaksanakan untuk menyambut HUT RI Ke-77, sekaligus untuk melestarikan wayang Potehi sebagai budaya Tionghoa agar tidak punah,”ucap Sintono di lokasi.
Panitia sengaja mengadakan pentas di kelenteng Hok An Bio, karena kelenteng sebagai icon kampung Bhineka di Kecamatan Gubug.
“Kegiatan pentas wayang Potehi sengaja dilakukan di Klenteng Hok An Bio Gubug karena Kelenteng ini sebagai icon kampung Bhinneka. Yang hadir ada umat Islam,Kristen,Hindu,dan Budha turut menyaksikan pentas wayang Potehi,”imbuh Sontono.
Sebelum pagelaran wayang Potehi dimulai, dilakukan doa bersama secara Islam diikuti umat lintas agama lain yang hadir. Doa dilakukan untuk keselamatan bangsa dan negara di usianya yang ke-77.
“Kita berdoa agar bangsa ini diberi keselamatan dan terhindar dari mara bahaya,” Ucap Adwi Santoso sesepuh Klenteng Hok An Bio Gubug.
Wayang Potehi merupakan budaya Tionghoa yang muncul pada abad 1600 Masehi. Menurut Kong Hai, selaku Perwakilan Litbang Tempat Ibadah Tridharma Jawa Tengah yang turut hadir dalam pentas wayang Potehi tersebut mengatakan, cerita munculnya wayang Potehi bermula ,saat seorang pelajar selalu gagal dalam belajar. Hingga kemudian pelajar tersebut menggunakan media wayang sebagai kritikan terhadap dunia pendidikan
“Sejarah wayang Potehi berawal dari cerita seorang pelajar yang gagal terus dalam mengikuti ujian. Untuk menyampaikan kritik kepada dunia pendidikan pelajar tersebut membuat wayang (saat itu boneka) yang dikenal sebagai wayang Potehi,”terang Kong Hai.
Pentas wayang Potehi tersebut dilakukan sehari dengan mengambil lakon Kera Sakti Mencari Kitab Suci. Lakon Kera Sakti diambil karena cerita tersebut sudah populer di masyarakat khususnya warga Tionghoa.(nur)
Loading...