JAWA TENGAH
Seorang Pemuda di Grobogan Lumpuh Butuh Uluran Tangan
KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN – Seorang Pemuda di Grobogan,Jawa Tengah hanya bisa berbaring lemas di tempat tidur. Kondisi tubuhnya kurus kering, dengan kedua tangan dan kaki mengalami lumpuh 13 bulan ini paska jatuh saat mengendarai kendaraan. Sebelumnya kondisinya normal dan bekerja sebagai tenaga kontrak di PSDA Wilayah Grobogan.
Reza Dwi Yuliyanto (25) warga Desa Jeketro Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan,Jawa Tengah, hanya bisa terbaring dengan tubuh lemah di kamar ukuran 3 x 4 meter rumah orang tuanya di RT.04 RW.01 Desa setempat. Kondisi tubuhnya kurus kering dengan kedua tangan dan kakinya lumpuh.
Sementara, sang istri Endah Mandiri(20), dengan setia mendampingi sang suami Riza, yang terbaring lemah di kamar. Sesekali ia mengusap muka sang suami dengan kain yang dibasahi air. Sambil menyiapkan popok pengganti untuk suaminya.
Menurut Endah Mandiri,istri Riza, suaminya mengalami lumpuh sudah 13 bulan ini,sejak jatuh saat mengendarai kendaraan. Sejak jatuh tersebut, suaminya dibawa ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gubug. Namun karena kondisinya tidak memungkinkan,suaminya kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Ketileng Semarang kemudian ke RSUD Karyadi Semarang dengan biaya mandiri. Dari hasil diagnosa dokter,suaminya mengalami patah tulang di beberapa anggota tubuhnya dan harus segera dilakukan operasi.
” Awalnya jatuh waktu mengendarai kendaraan. Kemudian dibawa ke PKU Gubug. Karena tidak menerima ,kemudian dibawa ke Rumah Sakit Ketileng dan dirujuk ke Karyadi dengan biaya mandiri. Hasil pemeriksaan dokter, suami saya mengalami patah tulang kaki,tulang belakang,dan kepala dan harus dioperasi,” ucap Endah Senin(27/2/2023).
Endah menambahkan, karena kondisi ekonominya, suaminya hanya seminggu di rawat di rumah sakit. Karena untuk satu titik operasi patah tulang suaminya membutuhkan dana 50 juta. Karena tidak mampu dari segi biaya,terlebih lagi belum mempunyai kartu BPJS Kehatan,suaminya kemudian dibawa pulang oleh pihak keluarga.
” Karena harus menyiapkan dana 50 juta untuk satu titik operasi tulang yang patah, hanya seminggu di rumah sakit,kemudian dibawa pulang. Karena tidak punya biaya dan belum punya kartu BPJS,” ungkapnya.
Sejak saat itu,lanjut Endah. Suaminya tidak pernah dibawa ke rumah sakit dan hanya menjalani perawatan non medis Sangkal Putung selama satu tahun,namun tidak ada perubahan. Karena tidak ada perubahan,suaminya kemudian oleh pihak keluarga dibawa ke pengobatan alternatif kurang lebih satu bulan ini. Namun belum juga ada perubahan yang signifikan akan kondisi tubuh suaminya.
” Sejak dibawa pulang selama satu tahun dibawa ke sangkal Putung tapi tidak ada perubahan. Kemudian satu bulan ini dilakukan terapi saraf. Dua kali terapi,sudah ada perkembangannya tapi sedikit,” papar Endah
Karena kondisi suaminya tersebut,ia terpaksa menyambung hidup dengan berjualan makanan yang dititipkan di warung-warung dan kantin sekolah. Dari hasil jualannya, jangankan untuk biaya berobat suaminya,untuk biaya makan sehari hari pun sangatlah tidak cukup.
Endah berharap, ada uluran tangan dari pemerintah untuk membantu kesembuhan suaminya sehingga bisa beraktifitas seperti sedia kala.
” Semoga ada bantuan dari pemerintah untuk kesembuhan suami saya, sehingga bisa beraktifitas normal kembali,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Grobogan Edy Santoso, didampingi Kepala Desa Jeketro Ali Mustain saat menjenguk Reza mengatakan,akan membantu semaksimal mungkin dengan program bantuan sosial.
” Karena Reza belum masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) maka kita daftarkan dulu agar dapat bantuan,” ucap Edy
Edy menambahkan, Reza juga sudah terdaftar peserta BPJS Kesehatan Mandiri, karena tidak mampu membayar sehingga ada tunggakan.
” Nanti kita akan koordinasikan dengan pemerintahan desa agar tunggakan nya bisa dibayar. Baru setelah itu kita ajukan anggaran dari APBD Grobogan untuk pengobatan lebih lanjut,” pungkas Edy.(nur)