KAMPARRIAU

Sombong! Menejer Hotel Altha Tegaskan Walaupun Itu Bupati Kunci Hotel Tidak Akan Diserahkan Sebelum Melakukan Pelunasan

KARIMUNTODAY.COM, BANGKINANG – Setiap Hotel memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) masing-masing. Mereka berlomba-lomba memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pelanggan atau tamu hotel. Beda dengan salah satu Hotel yang berada di Bangkinang Kota, sebut saja namanya Hotel Altha atau Altha Hotel.
 
Dengan nada sombong dan angkuh, Menejer Hotel yang bernama Syukron, memberikan komentar bahwasnya pihak hotel tidak akan memberikan kunci kamar hotel, kepada siapapun, walaupun itu Bupati, sebelum melakukan pelunasan atau pembayaran kamar hotel.
 
Hal ini diungkapkannya, saat ada tamu yang mau menginap pada hari minggu (27/03/2022). Tamu tersebut adalah Bupati pada masanya.
 
Peristiwa ini berawal dari pemesanan kamar hotel oleh Wakil Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kabupaten Kampar, yang juga merupakan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kab. Kampar Gustika Rahamn SPdI, yang akrab dipanggil Agus, untuk tamu terhormatnya dari Pekanbaru, yang beliau merupakan salah satu Bupati di Riau pada masanya.
 
Agus menceritakan, pada siang Ahad, sekira pukul 11.30 WIB, kita memesan kamar hotel di Altha Hotel. Pada saat itu kita langsung membayar DP atau uang muka untuk dua kamar. Setelah kita pesan kamar tersebut, kita langsung ke Kuok, untuk mengikuti berbagai kegiatan. sekira pukul 14.00 WIB, dua orang tamu kita, kita suruh ke hotel untuk istirahat, salah satu tamu tersebut merupakan Ibu-ibu yang sudah Lanjut Usia (Lansia).
 
Sekira pukul 16.45, ada pesan WA masuk, yang isinya “Selamat sore pak, dari SR.Altha hotel. Mohon melakukan pembayaran kamar bookingan 1 standar dan 1 bisnis ya pak 🙏🏻, Sebelum ada pelunasan pembayaran kamar, kunci kamar tidak bisa kita berikan.Trimakasih 😊. Setelah membaca pesan WA tersebut, kita langsung telpon pihak hotel, bahwasanya kita akan bayar lunas, setelah sampai di Bangkinang. Namun pihak hotel tidak mau dan menyuruh kita menghubungi menejernya.
 
Ketika nomor menejernya dikirimkan, kita langsung menelpon menejernya dan bermohon agar kunci pintu kamar diberikan dulu, biar Ibu yang lansia tersebut bisa istirahat. Namun sang menejer dengan nada sombong, tetap tidak mau, karena itu telah menjadi SOP hotel. Kita terus bermohon dan menanya hati nurani dari sang menejer hotel, namun itu semua sia-sia.
 
Setelah kita sampai dihotel sekira pukul 17.30, kita langsung membayar lunas kamar hotel, dan memanggil sang Menejer hotel, yang mengaku namanya Syukron, untuk meminta keterangan lebih lanjut. Sang menejer langsung menemui kita, dan menjelaskan SOP Hotel. Namun kita terus menanya hati nuraninya, membiarkan Ibu lansia, yang merupakan istri Bupati pada masanya, duduk di ruang resepsionis.
 
Ketika pertanyaan itu kita kemukaan, sang menejer dengan nada keras dan angkuh sambal menunjuk-nunjuk mengatakan, “ Mau siapapun, aturan hotel ini kalau belum ada pembayaran lunas, kunci tidak akan dikasih, aturan hotel. Mau dia Bupati, belum ada komunikasi sama owner atau menejer, kalau tidak ada komunikasi, tidak ada pembayaran lunas, tidak boleh dikasih”.
 
Dengan sombong lagi, sang menejer mengembalikan uang kita yang sudah kita lunasi, dan meminta untuk mencari hotel lain.
 
Hal tersebut langsung kita sambut dengan baik, dan mengucapkan Alhamdulillah, karena memang itu yang kita inginkan. Setelah itu, kita langsung mencari Hotel yang pelayanannya prima, untuk tamu yang kita muliakan ini, pungkas Agus.
 
Sebetulnya pengalaman pahit ini, tidak mau kita ungkapkan, namun sang menejer menantang kita, dan mempersilahkan kita untuk buat berita, terpaksa hal ini kita ungkapkan, pungkas Agus. (Dsl)
Loading...
 

Tags
Close
Close