LIMAPULUH KOTASUMBAR
Sudah 20 Tahun Vakum, Seni Tari Piriang Tradisional Khas Piladang Kembali Di Lestarikan
KARIMUNTODAY.COM,LIMAPULUH KOTA —- Pemuda Guguak Nunang, Jorong Piladang Nagari Koto Tangah Kabupaten Limapuluh Kota menggelar Tari Piriang Tradisional pada Minggu (24/3), kegiatan ini digelar untuk melestarikan kembali kesenian tradisional yang telah lama vakum selama kurang lebih 20 tahun, masyarakat Jorong Piladang berniat untuk bangkit melestarikan dan memperkenalkannya ke daerah luas, dimana Tari Piriang Tradisional ini adalah satu-satunya yang ada di Provinsi Sumatera Barat.
Yang membuat Tari Piriang Tradisional ini spesial adalah perbedaannya dengan tari piring biasa, tari ini menggunakan tema sepertu bercerita, dan untuk gerakan pun berbeda dengan tari piring rekreasi yang biasa ditampilkan di acara-acara pesta. Diiringi musik tradisional yang dimainkan oleh 8 orang, penari secara bergantian menari di tengah lapangan masing-masing 8 orang, ada lebih dari 25 penari yang dilibatkan dalam iven ini.
Tari Piriang Tradisional ini juga memiliki tema “Ayah Mencari Anak Hilang” dan dihadiri langsung oleh Walinagari Koto Tangah Batu Ampa Samsul Akmal, A.md, para niniak mamak, ketua pemuda, serta Kepala Jorong Piladang, Suryadi Pradinata, S.Si, serta ditonton oleh ratusan masyarakat di Lapangan Takraw Guguak Nunang Jorong Piladang.
Walinangari Koto Tangah Batu Ampa sangat mendukung kegiatan ini, bahkan beliau menyebut dirinya sebagai walinagari pun baru tahu bahwa ada tari piring tradisional ini di Jorong Piladang. “Saya takjub dan bangga, Jorong Piladang ternyata punya kesenian spesial seperti ini, kita akan dukung semangat masyarakat untuk melestarikannya, semoga kegiatan serupa dapat menjadi contoh bagi jorong yang lain dan juga di daerah luar,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Jorong Piladang Suryadi Pradinata, S.Si mengatakan acara ini di inisiasi oleh para pemuda Piladang yang ingin meperkenalkan Tari Piriang Tradisional ke kancah nasional, dengan harapan pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota bisa memberikan ruang dan jalan agar Kesenian ini dapat menjadi salah satu penarik destinasi wisata budaya. “Harapan kami untuk mengembangkan tari ini dengan lebih baik lagi sangat besar, dan kami juga memiliki harapan kepada pihak-pihak yang memiliki niat serupa dengan kami untuk melestarikan kesenian ini untuk memberikan secercah harapan agar kesenian ini tidak punah,” pungkasnya.
Tokoh masyarakat setempat Datuak Bagindo Nan Putiah ketika diwawancara mengatakan Tari Piriang Tradisional merupakan suatu seni adat yang lahir di Jorong Piladang dan telah ada sejak 70 tahun yang lalu, dirinya seperti merasa mengenang masa lalu saat menyaksikan kembali seni ini dilestarikan kembali oleh para pemuda di Jorong Piladang.
“Melihat pemuda kami yang bersemangat membangkitkan seni yang telah lama tertidur, kami memiliki keinginan sebagai tokoh masyarakat agar seni ini dikembangkan dan dipertontonkan kembali ke daerah luas, kami yakin akan banyak pesan adat yang bisa disampaikan didalamnya dan memiliki nilai luhur Adat Budaya Minangkabau untuk dipelajari generasi muda,” tuturnya. (*/r)
Laporan : Wahyu Uliadi
Editor : Indra H Piliang