BATAM
Kepri Tekan Inflasi di Triwulan III Tahun 2018 Sebesar 3,18 Persen
KARIMUNTODAY.COM, BATAM — Tekanan inflasi di Provinsi Kepulauan Riau mengalami pelemahan pada triwulan III tahun 2018, yakni 3,18 persen (year on year/yoy). Lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya dengan inflasi sebesar 4,06 persen (yoy). Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 5,02 persen (yoy) dengan andil sebesar 1,09 persen (yoy). Inflasi ini Iebih rendah dibandingkan triwulan II 2018 yang tercatat sebesar 8,14 persen (yoy).
Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok ini adalah beras dan daging ayam. “ Oktober, Kepri mencatatkan inflasi 2,7 persen (yoy) dengan komoditas utama penyumbang inflasi adalah cabai merah dan rokok kretek. Sementara inflasi nasional tercatat 3,16 persen (yoy). lnflasi Kepri tahun kalender (Januari-Oktober) tercatat sebesar 1,85 persen (year to date/ytd),” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri, Gusti Raizal Eka Putra dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2018 di Grand I Hotel, belum lama ini.
Menurutnya, BI berharap inflasi di dua bulan terakhir bisa dijaga. Sehingga target inflasi tahunan 3,5 plus minus 1 persen dapat tercapai. “Insya Allah tetap yakin bisa kita jaga. Meski agak sedikit kerja keras. Perlu langkah khusus untuk menjaga tekanan inflasi di akhir tahun yang biasanya tinggi ini,” ujarnya,sebagaimana dirilis media center Batam.
Dijelaskan, upaya yang dilakukan untuk menekan inflasi antara lain dengan meluncurkan mobil Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Mobil TPID ini berkeliling di Kota Batam menjual produk pangan hasil petani lokal binaan BI dan pemerintah daerah.
Cara ini, menurut Gusti cukup efektif tekan inflasi seperti yang sudah dilakukan di Kota Tanjungpinang. “Beberapa waktu lalu harga cabai di Tanjung Pinang sempat Rp55 ribu per kilogram. BUMD beli cabai dari petani dan jual dengan harga Rp40 ribu.
Pedagang jadi turunkan harga juga, karena mereka pasti kuatir dagangan tak laku dan cabai membusuk. Jadi cukup efektif intervensi harga. Batam mungkin tak banyak, terbatas, tapi kalau tiap hari, pasar juga juga pasti gerah,” sebutnya. (*/r).
laporan : indra helmi
editor : indra h piliang