
KARIMUNTODAY.COM, Pekanbaru – Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menggelar kegiatan Pengembangan Soft Skill bagi mahahiswa penerima beasiswa (MIPA, Bidik Misi dan Prestasi) lingkungan UMRI tahun 2021.
Kegiatan dibuka langsung oleh Rektor UMRI, Dr. H. Mubarak, M.Si di Hotel Labersa secara Daring dan Luring, Senin (30/8/2021).
Ketua Panitia Wakil Rektor III, dr. Taswin Yacob, Sp.S mengatakan, kegiatan yang digelar setiap tahunnya ini bertujuan untuk peningkatan soft skills mahasiswa/i penerima beasiswa prestasi dan bidikmisi yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Riau.
“Ada beberapa kegiatan yang akan diadakan, mulai dari pelatihan TOEFL, Edu Fair, Workshop Pendidikan Lanjut, Quantum Learning, Interpersonal dan Writing Skills, Seminar Menentukan Passion, Pelatihan tentang Bisnis dan Kewirausahaan, serta Bela Negara ke Masyarakat,” ujar drTaswin Yacob, Sp.S.
Kemudian, pada hari Kamis tanggal 2 September 2021, dilaksanakan Workshop Pendidikan Lanjut di tempat yang sama. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 102 mahasiswa UMRI dan menghadirkan narasumber lulusan universitas top di Amerika, Australia, dan Indonesia.
Kegiatan diawali dengan permainan meletuskan balon. Seluruh peserta diminta untuk memikirkan kendala terbesar dalam studi lanjut, sambil meniup balon. Selanjutnya balon yang sudah ditiup diletuskan bersama dan seluruh peserta diharapkan membuang kendala untuk studi lanjut.
Pada sesi pagi, menghadirkan narasumber pertama yaitu Abdul Hadi, S.Pd., M.A., Ph.D. Beliau merupakan pakar pendidikan dan peraih beasiswa Fulbright S2 di University of Arizona, Amerika, serta Australia Awards Scholarship untuk S3 di University of Sydney, Australia.
Abdul Hadi kepada kepada media ini menjelaskan, dalam workshop ini dibahas mengenai Materi Diknas dan Workshop Penulisan Study Objective. Disampaikan oleh pemateri tentang kebijakan pemerintah Indonesia akan pendidikan lanjut, dan lebih lanjut menjelaskan tentang bagaimana menulis study objective yang baik dan benar.
“Pada saat ini ada banyak beasiswa yang bisa diraih oleh orang Indonesia, termasuk dari pemerintahan Indonesia yaitu beasiswa LPDP. Tapi tentu persaingannya sangat ketat. Maka perlu persiapan yang matang, termasuk mempersiapkan study objective yang bagus,” ujar Abdul Hadi.
Kegiatan yang berlangsung selama 2 jam ini membuat mahasiswa sangat antusias. Banyak dari mereka terlibat dalam sesi tanya jawab. Salah satu peserta bertanya tentang peluang kuliah sambil bekerja. Abdul Hadi menjelaskan “Sebaiknya tidak, karena uang beasiswa seharusnya sudah cukup. Prioritaskan kuliah dan lolos tepat waktu”.
Dijelaskan oleh narasumber tentang manfa’at studi lanjut, “Meningkatkan kualitas dan kualifikasi, passion, karir dan tentunya pengalaman baru”, ujar Abdul Hadi.
Sesi selanjutnya, pada siang hari menghadirkan tiga narasumber sekaligus. Kegiatan diskusi dilakukan secara panel. Pembicara yang dihadirkan yaitu Ns. Stephanie Dwi Guna, MNurse (LPDP S2 di University of Wollongong, Australia), Robi Kurniawan, S.Pd., M.A. (Fulbright S2 di Central Michigan University, Amerika), dan Meyla Suhendra, S.Si., M.Si (LPDP S2 di Institut Pertanian Bogor).
Sesi ini mengupas tentang peluang beasiswa S2 Dalam Negeri dan Luar Negeri, Mencari Beasiswa yang Tepat, serta Bagaimana Cara Bertahan Hidup di Luar Negeri dengan Keterbatasan.
Stephanie mengawali materinya dengan bercerita pengalaman kuliah S2 di Australia dan menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi agar menjadi nilai jual ketika mendaftar beasiswa. “Hargai diri sendiri, dan gali potensi,” ujar Stephanie.
Sementara itu, Robi membagi tips agar bisa mendapatkan beasiswa. “Tingkatkan kemampuan Bahasa Inggris, raih skor TOEFL/IELTS yang tinggi, cari pemberi surat rekomendasi yang baik, dan latihan wawancara beasiswa,” ujar Robi disesi pemaparan materi.
Narasumber terakhir, Meyla menjelaskan peluang beasiswa dikampus top dalam negeri melalui beasiswa LPDP. Meyla bepesan agar seluruh peserta yang hadir untuk melatih jiwa kepemimpinan. “Pemberi beasiswa khususnya LPDP akan mencari orang-orang yang memiliki jiwa kepemimpinan untuk berkontribusi setelah lolos kuliah,” dijelaskan Meyla.
Kegiatan tentang Pendidikan Lanjut ini berhasil memotivasi seluruh peserta untuk studi lanjut.
Panggung, salah satu peserta yang merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris mengatakan. “Saya sangat termotivasi dengan penjelasan pemateri yang luar biasa. Saya jadi tahu tentang peluang beasiswa, bagaimana kuliah di luar negeri. Saya yakin bisa seperti mereka,” jelasnya.
Peserta lainnya menimpali, “Culture shock menjadi momok bagi saya untuk kuliah ke luar negeri. Tapi setelah mendengan penjelasan dari narsumber tadi, saya sudah sedikit lega.
“Setidaknya saya sudah bisa antisipasi kalau nanti kuliah di luar negeri,” ujar Nurul yang merupakan mahasiswi tingkat akhir di FMIPA UMRI. (rid)
