JAWA TENGAH
Warga Keluhkan Akses Jalan Pertanian Rusak, Imbas Pekerjaan Saluran Tersier Pihak Kontraktor Pelaksana Tutup Mata

KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN – Akses sejumlah jalan pertanian di Grobogan,Jawa Tengah, rusak. Rusaknya sejumlah ruas jalan pertanian tersebut, imbas pekerjaan saluran tersier proyek normalisasi saluran daerah irigasi glapan timur yang mulai dikerjakan. Pihak kontraktor yang dalam hal ini sub kontraktor di bawah tanggung jawab PT. Adhi Karya selaku kontraktor pelaksana pemenang tender, terkesan tutup mata dan tidak ada perhatian rusaknya sejumlah akses ruas jalan pertanian tersebut. Terang saja, rusaknya jalan pertanian tersebut banyak dikeluhkan warga yang notabene petani.
Seperti dikatakan Masrokan, warga Desa Saban. Ia mengeluhkan akses jalan pertanian di Desa Saban,Kecamatan Gubug,Kabupaten Grobogan,tepatnya sepanjang jalan pertanian yang berdekatan dengan balai desa tersebut rusak. Selain rusak, banyak tumpukan material sisa-sisa pekerjaan rehabilitasi saluran tersier yang dilakukan pihak sub kontraktor,sehingga mengganggu akses jalan petani ke sawah.
“Sebelumnya, kondisi jalan tersebut baik dan akses jalan mudah dilalui. Tapi ini setelah ada pekerjaan saluran rusak dan banyak tumpukan tanah,”keluhnya saat dikonfirmasi media ini di lokasi, Kamis, 13 Oktober 2022.
Hal senada juga dikatakan Sunarto, salah seorang petani warga Desa Mlilir,Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Adanya pekerjaan saluran tersier yang dikerjakan pihak sub kontraktor ,akses jalan pertanian warga menuju ke sawah rusak,banyak tumpukan material tanah dan belas galian, bahkan kondisi jalan berlubang dan tergenang air. Padahal sebelumnya,kondisi jalan bagus dan mudah untuk dilalui warga dan petani saat ke sawah.
“Jalan ini sebelum ada pekerjaan saluran tersier bagus,mudah dilalui untuk warga ke sawah,tapi setelah ada pekerjaan ini (perbaikan saluran tersier) malah rusak, warga juga kesulitan kalau ke sawah. Belum lagi tumpukan bekas galian yang ditaruh di tanah warga,jelas petani yang rugi, lahannya tidak bisa ditanami karena ada tumpukan tanah dan material bekas galian,” keluh Sunarto warga desa setempat.
“Pekerjaan baru mulai janjinya muluk-muluk akan memperbaiki, tapi kalau selesai ya langsung pergi tidak ada tanggungjawab memperbaiki,”ucap Sunarto dengan nada ketus.
Sementara, Kepala Desa Saban, Fachrudin saat dikonfirmasi terkait rusaknya akses jalan pertanian milik desa tersebut, Ia membenarkan jika kondisi jalan rusak. Sebelumnya jalan pertanian kondisinya baik,karena dari desa ada perawatan,meskipun tambal sulam.
“Sebelumnya kondisi jalan itu (jalan pertanian) baik karena desa sering melakukan tambal sulam,karena itu akses warga ke sawah. Rusaknya ya karena ada pekerjaan proyek saluran tersier itu,” ucap Fachrudin Kades Saban saat dikonfirmasi,Kamis, 13 Oktober 2022.
Sebelum pekerjaan,lanjut Fachrudin, ada salah satu pihak yang mengaku dari penanggung jawab pekerjaan saluran tersier, di wilayah desa Saban datang ke kantor untuk permisi untuk memulai pekerjaan. Ia juga berjanji akan memperbaiki akses jalan yang rusak,namun juga tak kunjung ada perbaikan.
“Awalnya ada salah seorang yang bertanggung jawab pekerjaan saluran,mengaku kontraktor ,saya lupa namanya datang ke kantor untuk permisi memulai pekerjaan. Itu pun juga hanya permisi saja, dan berjanji akan memperbaiki kondisi jalan yang dilalui pekerjaan,” ucap Fachrudin
“ Tapi,setelah pekerjaan selesai juga tidak ada permisi lagi,pergi begitu saja. Malah ninggali pekerjaan desa,jalan yang dulu bagus karena ada tambal sulan dari desa,jadi rusak. Tidak tanggung jawab,pekerjaan selesai malah kabur,” keluh Fachrudin Kades Saban.
Hal yang sama juga dikatakan Kepala Desa Mlilir, Mohammad Khambali, akses jalan pertanian milik desa, dari Desa Mlilir menuju Desa Manggarwetan juga rusak dan banyak lubang akibat mobilisasi material pekerjaan saluran tersier di sepanjang jalan tersebut. Ironisnya, pihak kontraktor atau penanggungjawab pekerjaan saluran tersier tersebut juga tidak ada inisiatif untuk melakukan perbaikan. Padahal, dari awal mulai pekerjaan kontraktor berjanji akan memperbaiki kondisi jalan yang dilewati tersebut.
“Di awal mulai pekerjaan ya ada yang datang ke kantor, ijin mau mulai pekerjaan. Tapi pekerjaan sudah dimulai dan hampir selesai juga tidak ada perbaikan jalan,apalagi tambal sulam jalan,”ungkap Khambali, Kades Mlilir.
“Belum lagi material galian yang menumpuk di sepanjang pekerjaan saluran tersier, mengganggu tanah warga dan akses jalan warga, ya tidak ada inisiatif memperbaiki atau bagaimana. Kalau seperti ini ya kita pemerintahan desa mendapat komplain warga,” katanya.
Warga berharap pihak sub kontraktor dibawah naungan PT. Adhi Karya selaku pemenang tender,bertanggung jawab terkait kondisi akses jalan pertanian warga yang rusak akibat pekerjaan saluran tersier tersebut,sehingga akses warga tidak terganggu.
Sementara itu, pihak sub kontraktor di wilayah pekerjaan tersebut belum bisa dikonfirmasi. Demikian halnya dari pihak perwakilan PT. Adhi Karya selaku kontraktor pelaksana pemenang tender saat dihubungi via telepon terkait keluhan warga tersebut belum ada jawaban.
Seperti diberitakan sebelumnya, proyek pekerjaan saluran tersier atau pekerjaan rehabilitasi jaringan pemanfaatan air tersebut, merupakan rangkaian dari proyek Rehabilitasi Daerah Irigasi Glapan Timur yang didanai dari anggaran pusat Kementerian PUPR senilai 246 Miliar 869 juta rupiah. Anggaran tersebut sebagian dipergunakan untuk pembangunan jembatan Glapan dan pekerjaan rehabilitasi saluran tersier atau jaringan pemanfaatan air di dua kabupaten yakni Kabupaten Grobogan dan Demak dengan waktu pelaksanaan 750 hari.(nur)

Loading...