ACEH TIMURNAD
Haji Uma Salurkan Sembako dan Tinjau Langsung Tanggul Pase yang Jebol Akibat Banjir di Aceh Utara
KARIMUNTODAY.COM, ACEH UTARA – Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman alias Haji Uma, bersama stafnya M Daud, Sabtu (12/12/2020) sore, meninjau langsung lokasi tanggul Sungai (Krueng) Pase di kawasan Gampong Meunasah Masjid Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara yang jebol yang mengalami jebol pada banjir sebelumnya.
Akibat tanggul yang jebol belum diperbaiki, membuat kawasan Gampong Meunasah Masjid kembali diterjang banjir karena tak mampu menampung luapan air. Akibatnya ratusan rumah warga terendam banjir kembali dan warga terpaksa harus kembali mengungsi. Sabtu (12/12/2020).
Selain meninjau lokasi tanggul jebol, anggota DPD –RI dua periode yang mengenakan pakaian persis dalam film Eumpang Breueh, juga mengunjungi dua titik posko dapur umum, sekaligus menyerahkan bantuan masa panic berupa sembako sembako kepada masyarakat yang diterima Keuchik Meunasah Mesjid Yusri Hasan.
“Saya baru tiba di Lhokseumawe dari Jakarta, setelah mendapat informasi bahwa warga Gampong tersebut kembali diterjang banjir, akibat luapan air sungai pase, melalui tanggul yang jebol saat di terjang banjir bebarap hari lalu,”kata Haji Uma.
Selain itu, dirinya datang langsung, untuk melihat sebab terjadinya banjir di Aceh Utara untuk dievaluasi guna mencari solusi untuk dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah, karena sudah menjadi langganan setiap tahun, maka akan meminta pemerintah mencari solusi atas persoalan tersebut.
“Kita juga mendesak supaya tanggul jebol tersebut dapat ditangani secara darurat agar ketika terjadi hujan lagi air tidak menerjang ke pemukiman warga, maka kita mendesak pemerintah segera menanganinya,” pintanya.
Sementara itu Keuchik Meunasah Mesjid Yusri Hasan menyebutkan, ekses terjadi jebol tanggul tersebut menyebabkan masyarakat resah. Sebab banjir setiap saat jika tanggul tersebut belum diperbaiki.
“Tanggul yang jebol tersebut semakin melebar dan sudah mencapai 25 meter, dan kami hanya harapkan kepada pemerintah, jika tidak dibangun secara permenen setidaknya dengan darurat,” pungkas Keuchik. (*)