INDRAGIRI HILIRRIAUTEMBILAHAN
Tidak Jelas Arahnya, Warga Pertanyakan Pelayanan Dukcapil Lewat Aplikasi
KARIMUNTODAY.COM, TEMBILAHAN – Aplikasi ‘DUKCAPIL INHIL’ yang dirilis oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukpencapil) Kabupaten Indragiri Hilir mendapat perhatian khusus dari warga. Pasalnya aplikasi yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mengurus administrasi kependudukan terkesan lemot dan fungsinya tak tentu arah.
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang warga yang tak mau disebutkan namanya menyebutkan beberapa hari terakhir mendaftarkan perubahan KK (Kartu Keluarga) miliknya melalui aplikasi itu namun pekerjaan tersebut tidak selesai sesuai Standar Operasi Prosedur (S.O.P) pelayanan yakni 4 hari kerja.
Ia melanjutkan kelemahan aplikasi ini juga terletak pada tindak lanjut informasi pending pekerjaan karena kekurangan data pendukung dokumen yang masih kurang yang semestinya didapatkan oleh masyarakat, namun dalam hal ini tidak ada pernah masuk di email.
“Saya mendaftarkan perubahan Kartu Keluarga (KK) saya dari hari Selasa (19/9/23) melalui aplikasi Dukcapil Inhil, dan hanya mendapatkan bukti pendaftaran aja sekali, setelah itu tidak ada dapat penjelasan bagaimana kelanjutan KK tersebut,” katanya.
Melihat tidak mendapatkan kepastian terkait KK nya, Ia pada Rabu (27/9/23) langsung mendatangi pihak operator menanyakan masalahnya kenapa belum ada jawaban di email, sementara berkas yang telah didaftarkan sudah lewat dari estimasi yang ditentukan yakni 4 hari, sementara berkasnya sudah 8 hari tidak ada informasi.
“Kemarin Rabu sudah konfirmasi ke operator, sempat dia menanyakan pekerjaan istri, ya saya jawab istri saya memang tidak bekerja, kemudian dia kembali bertanya apakah tidak IRT ya?, saya jawab tidak karena pada dasarnya istri saya tidak bekerja, sempat saya tanya lagi, jadi itu aja ya kendalanya, apakah masih ada yang lain ? petugas itu bilang tidak ada. Saya kira setelah ditanya seperti itu data saya ini bakal diproses, karena bahasa operator itu NANTI DINAIKKAN. Namun setelah ditunggu tidak ada juga masuk ke email hari itu, sampailah hari Jum’at kemarin kita tunggu tapi tak ada juga masuk,” ungkapnya.
Merasa Kartu Keluarga itu penting untuk dipergunakan segera, pada Jum’at (29/9/23) Ia kembali menanyakan perkembangan KK yang diajukannya beberapa hari yang lalu ternyata kata operator pelayanan umum berkas tersebut pending karena pekerjaan istri yang belum/tidak bekerja.
“Kemarin sore udah konfirmasi lagi, kata operator pelayanan umum itu berkasnya pending karena pekerjaan istri yang belum atau tidak bekerja, dia mengatakan kalau saya harus isi kembali F1.06 menjelaskan tentang pekerjaan istri saya merubahnya dari tidak bekerja menjadi IRT, dan mengunggahnya kembali di link pending pada aplikasi DUKCAPIL INHIL,” tuturnya.
Dia mengaku kecewa dengan pelayanan online yang terkesan tidak jelas arahnya. Sebab, jika memang ada berkas yang pending kenapa tidak diinformasikan sejak awal pada pertemuan pertama kemarin, Kenapa mesti harus di follow up baru memberikan informasi ?
“Entahlah, apa maunya pihak Capil, Satu bilang berkas NANTI DINAIKKAN terus satu lagi bilang pending, padahal pemberitahuan di email tidak dijelaskan,” ungkapnya.
Menurutnya, kalau begini sama saja masyarakat tidak dimudahkan dengan aplikasi itu, sebab sesudah melakukan pendaftaran cuman mendapatkan bukti pendaftaran dan tidak ada tindak lanjut atau pemberitahuan apa kekurangan berkas tersebut agar bisa segera diselesaikan.
“Kacau kalau begini, Capil tak ada informasikan kalau berkas tu pending, sementara kita tak tau kalau berkas tu pending, jadi sama-sama menunggu. Sampai kapan mau kek gini? Ini harus dibenahi agar masyarakat lebih gampang berurusan Adminduk,” tegasnya.
Sementara itu, secara terpisah, Kadis Disdukpencapil Inhil Mizuar Efendi melalui Kabid Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Disdukpencapil Inhil Feri Sumardi saat dikonfirmasi mengatakan, daftar pending disampaikan operator di grup operator kecamatan dan desa bukan ke email.
Terkait dengan pelayanan Mak Wo, Feri mengakui bahwa jumlah yang mengajukan memang banyak sehingga kewalahan untuk merespon satu persatu. Kendati demikian ia menambahkan akan lebih mengefektifkan pelayanan Nasi Uduk.
“Mak Wo kan memang jumlah pemohonnya besar sekali. dengan dua operator sering kewalahan untuk merespon pertanyaan dari masing-masing pemohon karena harus dijawab satu persatu ke masing-masing pemohon,” sebutnya.
“Makanya kami lebih mengefektifkan pelayanan melalui operator nasi uduk di desa atau kelurahan karena jelas operatornya dalam grup tapi kalau mau susah komunikasinya karena tidak terikat dalam grup,” jelasnya.(*/tim)