BATAM
Wakapolda Kepri : Ridho Allah SWT Sangat Tergantung dari Ridhonya Ibu Kita
KARIMUNTODAY.COM, BATAMĀ – Kasih sayang ibu sepanjang masa. Itulah ungkapan yang sangat sering kita dengar. Bukan tanpa sebab, karena pada kenyataannya memang Ibu selalu menyayangi kita bahkan sampai akhir hayatnya.
Jasanya tidak terbendung dan tidak terhitung banyaknya, sejak kita lahir ke dunia ini dan pertama kali menangis, sang ibulah yang menyambut kita dengan kebahagiaan dan penuh harapan. Mungkin kita bak permata baginya, disetiap do’anya selalu tersebut nama kita walaupun tanpa kita ketahui. Nama yang diberikan kepada kita juga adalah sebuah doa, harapan dari seorang Ibu kepada anaknya, kelak akan sama seperti arti dalam nama tersebut.
Ibu, kata yang sarat makna. Ribuan puisi mungkin telah banyak dibuat oleh para penyair. Tetapi maknanya akan sangat berbeda bagi setiap orang. Ada yang beranggapan bahwa Ibu adalah sang penyelamat, sahabat, orang yang menemani saat sakit, selalu setia mendengarkan anaknya, dan bahkan satu kata Ibu bisa mengandung seribu makna. Karena jasa-jasa itulah, kita layak untuk memberikan penghormatan kepada para Ibu di dunia ini.
Maka dibuatlah hari yang disebut hari ibu nasional. Hari Ibu di Indonesia sendiri diperingati setiap tanggal 22 Desember. Wakapolda Kepulauan Riau (Kepri) Brigjen Pol Yan Fitri Halimansyah, ketika diminta tanggapannya tentang peringatan hari Ibu ke 90, Sabtu (22/12) di Kota Batam, mengatakan bahwa dirinya mendapatkan kemuliaan dan kesuksesan tidak terlepas dari peranan dari sosok ibu yang sangat dikaguminya.
“Tentu karena ibulah kita mendapatkan kemuliaan. Sedangkan kepada istri kita yang memberikan kemuliaan. Ridho Allah SWT itu sangat tergantung pada Ridhonya ibu kita,” kata jenderal Bintan Satu putra pertama dari almarhumah Hj. Halimatun Sa’diah kepada media ini.
Menurut orang nomor dua di Polda Kepri yang juga merupakan putra daerah kelahiran Tanjungpinang, 9 Januari 1967 ini memaknai dalam semua kehidupan yang insan jalani masih ada hak ibu yang wajib dilaksanakan oleh anak laki-lakinya.
“Sampai rezeki yang kita peroleh pun walau sudah berumah tangga masih ada hak dari ibu kita. Artinya kehidupan seorang anak laki-laki tidak akan bisa dilepaskan dari kehidupan ibundanya. Masya Allah.,”ujarnya mengingatkan.
Ia menyakini, sebuah kesuksesan yang diraih setiap manusia merupakan doa dari sang ibu. Maknanya bila ingin sukses muliakan sang ibu yang telah memberikan segalanya tanpa ada pengecualiaan. Ia berpesan jangan pernah menyakitinya, kekuatan dan semangat.
Iapun demikian adanya diakuinya, karena sang ibu tercinta semua bisa dicapai. “Alhamdulillah istri dan anak-anak saya pun seperti itulah pemahaman yang mereka pegang. Menjalani kehidupan dan memimpin rumah juga harus dengan contoh yang baik,”pesan pria lulusan Akpol 1989 dengan santun.
Meningat ke belakang, mengenang peringatan hari ibu berawal untuk mengemblang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Misi itulah yang kemudian tercermin menjadi semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama.
Peringatan hari ibu di Indonesia saat ini, umumnya lebih kepada ungkapan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu dan memuji keibuan para ibu dengan berbagai aneka kegiatan pada peringatan yang memaknai hari ibu tersebut.(*/).
laporan : indra helmi
editor : indra h piliang