BATAMKEPRIPAYAKUMBUHSUMBAR
Pemko Studi Komparatif ke Pemko Batam, Wawako Erwin Yunaz Promosikan “Payakumbuh City of Randang”

KARIMUNTODAY.COM, BATAM — Pemko Payakumbuh gelar studi komparatif ke Pemko Batam. Rombongan dari Payakumbuh yang terdiri dari Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz, Asisten Setdako Amriul Datuak Karayiang, Kadiskominfo Jhon Kenedi, Kabid Kehumasan Irwan Suwandi, dan puluhan awak media dari Balai Wartawan Luak Limopuluah, disambut oleh Wali Kota Batam diwakili Asisten Administrasi Umum Setdako Batam, Zarefriadi dan jajaran di aula lantai 5 Balai Kota Batam, Rabu (20/3/2019).
Wakil Wali Kota Erwin Yunaz menyampaikan, kedatangan Pemko Payakumbuh dalam rangka proses belajar terhadap kota Batam yang lebih dahulu mengembangkan sayapnya terutama dalam bidang ekonomi.
“Payakumbuh sudah berinovasi menjadi City of Randang untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Insya Allah akan ekspor randang satu kontainer ke Arab Saudi. Kami juga ingin belajar bagaimana konsep Pemko Batam dalam mengembangkan daerahnya,” ujarnya. Erwin juga menuturkan rencana Payakumbuh yang akan mendirikan School of Randang bekerja sama dengan pihak Universitas Andalas.
“Dengan adanya sekolah ini, pengunjung bisa berwisata sambil belajar membuat randang,” ucapnya
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Setdako Batam, Zarefriadi mengatakan dalam dua tahun terakhir Batam juga melakukan rebranding city, dari kota industri menjadi kota pariwisata. “Perubahan itu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Batam, dimana pada 2017 merupakan pertumbuhan ekonomi terendah Batam hanya sekitar 2 persen,” ucapnya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, Zarefriadi yang ternyata juga putra Luak Limopuluah itu mengingatkan Payakumbuh agar berhati-hati dalam menerima investor. Menurutnya, ada efek negatif dari investasi. “Kalau investor sudah datang pada suatu daerah, maka daerah tersebut bisa dikatakan akan menjadi milik investor tersebut. Kota industri mendatangkan investor yang tidak berdasarkan potensi daerah maka darah itu akan menjadi tempat limbah. Hal ini bisa menjadi pelajaran bagi Kota Payakumbuh,” tuturnya.
Zarefriadi menilai, langkah Payakumbuh berubah menjadi Kota Randang sudah tepat. Apalagi memakai konsep koperasi dalam menggerakkannya. “Tinggal lagi kreativitasnya ditingkatkan. Produk randang juga bisa diversifikasi lagi. Kreativitas ini yang akan membuat pengunjung penasaran karena rasa penasaran ini yang membuat semakin laku. Singapore sendiri kreativitas ini yang mereka jual,” tuturnya.
Terkait rencana School of Randang, Pemko Batam menawarkan agar Payakumbuh membuat program sertifikasi kompetensi dalam pembuatan randang di sekolah tersebut. “Karena kami ditawarkan untuk membuka restoran di Singapura yang membutuhkan standirasasi tersendiri. Kita bisa bekerjasama untuk itu,” tuturnya.
Dalam sesi diskusi, Kabid Kehumasan Diskominfo Payakumbuh, Irwan Suwandi menanyakan bagaimana format kerja sama Pemko Batam dengan pihak media. Kasubag Publikasi Bagian Humas Setdako Batam, Rio Septana menyampaikan, mulai 2019 ini Pemko Batam hanya bekerja sama dengan pihak media yang sudah terverifikasi di dewan pers. “Perjanjian kerja sama dilakukan di awal tahun langsung dengan perusahaan medianya. Berlangsung satu tahun dan ditentukan sekaligus nilainya,” tuturnya.(*/r)
